Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Awasi Titik Kerumunan di Kota Bandung Saat Libur Akhir Tahun

Kompas.com - 18/12/2020, 11:11 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP Kota Bandung Idris Kuswandi telah memetakan titik kerumunan di kota Bandung saat libur akhir tahun 2020.

“Kalau menurut pendeteksian kita di lapangan, ya ada beberapa tempat, minimal enam. Pertama itu di wilayah Alun-alun Bandung dan Jalan Merdeka. Biasanya rutin ya itu setiap malam minggu,” kata Idris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

Selain dua titik tersebut, daerah lainnya yang diwaspadai sebagai titik kerumunan adalah daerah Dago, tepatnya di sekitar Cikapayang. Lalu ada juga Alun-alun Ujung Berung, Fly Over Pelangi di Kiaracondong, Taman Tegal Lega sebelah selatan, dan daerah Dipatiukur.

Baca juga: Kota Bandung Larang Perayaan Tahun Baru 2021

Selain diwaspadai untuk perayaan Tahun Baru 2021, daerah tersebut juga selalu diawasi secara rutin. Setiap minggunya, tim Satpol PP selalu menemukan masyarakat yang berkerumun di sana.

“Sudah kita imbau, kita halau, kadang-kadang kita plotting. Tapi gimana ya, masyarakat kota Bandung itu karena mungkin banyak orangnya, jadi masih ada juga (yang berkerumun),” sambung dia.

Tempat yang paling sering dijadikan tujuan adalah Alun-alun Kota Bandung dan Taman Tegal Lega. Area Alun-alun Bandung biasa digunakan sebagai tempat berswafoto.

Sementara Taman Tegal Lega jadi tempat belanja. Di malam hari, area tersebut memang sering bertransformasi jadi lokasi pasar malam dadakan.

Langkah antisipasi kerumunan

Terkait antisipasi titik kerumunan, Idris mengaku sudah berkoordinasi dengan kewilayahan atau kecamatan.

Satpol PP akan mempersiapkan 400 personel untuk Natal dan Tahun Baru 2021. Personel tersebut ada yang bersifat mobile atau patroli. Selain itu, ada pula yang bersifat stationary, tepatnya di Mako II, tak jauh dari Alun-alun Kota Bandung.

“Mereka menunggu pantulan, apakah perlu ada perbantuan, penguatan, penertiban, dan lain-lain. Tergantung kebutuhan,” terang Idris.

Nantinya, Satpol PP akan membubarkan kerumunan yang terbentuk di area-area tersebut mulai pukul 20.00 WIB.

Ilustrasi Alun-alun Bandung. Dok. Shutterstock Ilustrasi Alun-alun Bandung.

Namun untuk mencegah terjadinya kerumunan, Satpol PP disebut sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menutup ruas jalan atau akses menuju tempat-tempat yang jadi titik kerumunan tersebut mulai pukul 18.00 WIB.

Walaupun begitu, Idris mengaku memang masih ada kemungkinan masyarakat tetap nekat datang dan berkerumun. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memarkir kendaraan di tempat yang agak jauh dari lokasi.

Dari tempat parkir liar tersebut, biasanya masyarakat akan berjalan kaki menuju titik kerumunan. Terkait hal tersebut, Idris menyampaikan akan adanya rapat khusus untuk membicarakan langkah antisipasi selanjutnya.

Baca juga: Hadapi Libur Akhir Tahun 2020, Begini Persiapan Kota Bandung

“Tapi yang jelas secara personal kita berkoordinasi antarbidang. Dari Satpol PP dan bidang dari Dishub (Dinas Perhubungan). Parkir liar itu yang sulit dikendalikan luar biasa. Itu yang harus diantisipasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi melarang adanya perayaan atau pesta pergantian Tahun Baru 2021.

Larangan ini disampaikan lewat Surat Edaran Nomor 003/SE.147-DISBUDPAR yang ditandatangani Wali Kota Bandung Oded Mohamad Danial, Selasa (15/12/2020).

Dalam surat tersebut tertera, “Pemkot Bandung melarang seluruh masyarakat kota Bandung untuk melaksanakan Kegiatan Perayaan Pergantian Tahun 2020 ke Tahun 2021, karena berpotensi menimbulkan kerumunan dan terjadi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com