Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Goa di Indonesia, Bisa untuk Ekspedisi hingga Berhari-hari

Kompas.com - 20/01/2021, 15:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Bidang Wisata dan Konservasi Asosiasi Wisata Goa (Astaga) Ferry Saputra mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan wisata goa lantaran Nusantara memiliki kawasan karst seluas 154.000 kilometer persegi yang terbentang dari Sumatera-Papua.

“Potensinya besar sekali sebetulnya. Pengembangan wisatanya pun, di awal konsep wisata seperti halnya masuk museum bawah tanah, sekarang tuntutannya sudah ke petualangan,” ujarnya.

Baca juga: Wisata Goa di Pacitan Sudah Buka, Wajib Pakai Sarung Tangan

Pernyataan tersebut disampaikan olehnya dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).

Melihat hal tersebut, kini wisatawan sudah tidak lagi menghabiskan waktu kunjungan 1-2 jam saja namun sudah di atas 3-4 jam.

Dalam pengembangan wisata minat khusus atau wisata petualangan—dalam hal ini wisata goa, Ferry mengungkapkan, pada November 2020 pihaknya bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan kunjungan ke Kalimantan Timur (Kaltim).

Baca juga: Wisata Bukit Lawang Sumut, Lihat Orangutan hingga Masuk Goa Kelelawar

“Di kawasan Sangkulirang. Ada rencana jadi wisata petualangan sifatnya ekspedisi. Pengunjung tidak masuk ke satu goa, tapi dua goa kemudian dilakukannya bisa 4-5 hari di sana,” ujarnya.

Selama melakukan penjelajahan di Sangkulirang, Ferry mengatakan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata ekspedisi karena memiliki hal unik seperti lukisan jiplakan tangan di beberapa goa.

Adapun, setelah ditelaah lebih lanjut dan mengumpulkan beberapa informasi, jiplakan tangan tersebut memiliki kemungkinan merupakan jiplakan tertua di dunia dengan usia sekitar 40.000 tahun.

Lukisan cadas tertua itu ditemukan di Lubang Jeriji Saleh, termasuk dalam area Karst Sangkulirang Mangkalihat di Kalimantan Timur, di ketinggian 320 meter di atas permukaan laut. Luc-Henri Fage Lukisan cadas tertua itu ditemukan di Lubang Jeriji Saleh, termasuk dalam area Karst Sangkulirang Mangkalihat di Kalimantan Timur, di ketinggian 320 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Mengunjungi Goa Gong Pacitan, Sang Primadona Kota 1001 Goa

Berdasarkan informasi dalam Tribunnews, Kamis (19/11/2020), kawasan karst Kalimantan Timur merupakan salah satu peninggalan batuan kapur yang cukup tua di Indonesia.

Selain memiliki daya tarik dari struktur tebing bebatuan, lorong berongga yang membentuk gua bawah tanah, lukisan tangan pra-sejarah dengan beragam kisah di baliknya pun dapat dinikmati oleh wisatawan.

Penjelajahan kawasan karst di Kaltim

Mengutip Antara Kaltim, Minggu (29/11/2020), penjelajahan dilakukan pada 18-24 November 2020 di kawasan yang memiliki goa dan ceruk yang masing-masing memiliki keunikan sendiri.

Beberapa tempat yang dilewati dan dikunjungi adalah Goa Tawet, Goa Kebobo, Liang Jon, Sungai Jelai, dan Sungai Marang.

Kemenparekraf menjelajahi kawasan karst Sangkulirang-Mangkaliat bersama peneliti gambar cadas di kawasan tersebut bernama Dr Pindi Setiawan dari Institut Teknologi Bandung.

Baca juga: Menyusuri Keindahan Goa Lalay dengan Body Rafting

Tim jelajah juga diikuti Rescue Caver dan tim pimpinan Ferry, National Geographic, Artis dan Youtuber Ramon Y Tungka, Dinas Pariwisata Kaltim, Dinas Pariwisata Kutai Timur, dan sejumlah wartawan.

Penjelajahan dilakukan sembari memberi bantuan alat panjat tebing dan susur goa kepada para pemandu wisata kawasan tersebut.

Adapun, pemberian bantuan dilakukan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com