KOMPAS.com – Candi Cetho dan Candi Sukuh yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tetap ditutup selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang, 26 Januari–8 Februari 2021.
“Iya selama PPKM ditutup, kalau yang punya pemerintah ya kita mengalah. Untuk mengurangi kepadatan, kemudian untuk memberi sinyal bahwa pemerintah harus jadi contoh, itu kita lakukan,” kata Kepala Dinas Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto pada Kompas.com, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Menikmati Hujan Salju di Tempat Wisata Lereng Gunung Lawu Karanganyar
Sebelumnya, Candi Cetho dan Candi Sukuh sempat ditutup selama masa pandemi Covid-19. Mulai dari bulan Maret 2020 hingga sekitar bulan Juni 2020.
Candi-candi yang berada di lereng Gunung Lawu tersebut kemudian dibuka untuk kunjungan dengan menerapkan sarana prasarana dan standard operation procedure (SOP) yang memadai untuk masa pandemi.
Setelah dibuka beberapa bulan, candi kemudian ditutup kembali saat PPKM dimulai, 11 Januari 2021.
“Ditutup sampai PPKM beres. Kemarin kan sampai hari ini (25/1/2021), tapi perpanjangan ya diperpanjang lagi tutupnya,” imbuh Titis.
Rencananya, Candi Cetho dan Candi Sukuh akan kembali dibuka jika PPKM telah berakhir. Jika nantinya PPKM diputuskan kembali diperpanjang pada 8 Februari mendatang, maka kedua candi tersebut pun akan terus ditutup.
Baca juga: Mampir ke Candi Cetho, Candi Hindu di Lereng Gunung Lawu
Selain menutup Candi Cetho dan Candi Sukuh, Kabupaten Karanganyar juga tetap menutup tempat-tempat wisata lainnya yang dianggap berisiko terhadap penularan Covid-19. Salah satunya adalah tempat wisata yang berada di ruangan tertutup.
Misalnya, Museum Dayu yang merupakan bagian dari Museum Manusia Purba Sangiran. Tempat wisata tertutup dan berisiko semacam itu tetap ditutup, bahkan sejak awal pandemi pada Maret 2020 silam hingga kini.
“Itu kita tetap tutup, seperti milik pemerintah juga. Misalnya, Edupark Intan Pari, itu sampai hari ini belum buka. Padahal pengunjungnya kalau normal per tahun bisa sampai 400.000 orang,” jelas Titis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.