Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IATA Travel Pass Bisa Dipakai ke Singapura Mulai 1 Mei 2021

Kompas.com - 07/04/2021, 18:59 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber IATA

KOMPAS.com - Singapura akan menerima pengguna paspor Covid-19 keluaran International Air Transport Association (IATA) mulai 1 Mei 2021.

Melansir Iata.org, Selasa (6/4/2021), aplikasi IATA Travel Pass akan memuat hasil tes PCR para pelancong yang diambil sebelum keberangkatan.

Nantinya, aplikasi tersebut akan digunakan untuk membagikan hasil tes PCR saat melakukan check-in, serta saat kedatangan di pos pemeriksaan imigrasi Bandara Changi.

Baca juga: Kabar Terbaru Travel Corridor Indonesia-Singapura untuk Pariwisata

Adapun, paspor Covid-19 tersebut merupakan kolaborasi berjalan antara Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) dan IATA untuk memfasilitasi perjalanan yang efisien tanpa hambatan melalui sertifikat tes Covid-19 digital.

"Memiliki kepercayaan dari pemimpin penerbangan seperti Singapura yang menerima IATA Travel Pass sangatlah penting," kata Director General IATA Willie Walsh.

Dia melanjutkan, percobaan yang sedang berlangsung telah membuat pihaknya berada pada jalur yang tepat bagi paspor Covid-19 untuk menjadi alat yang penting dalam memulai kembali industri dengan memberikan kredensial kesehatan perjalanan yang terverifikasi kepada pemerintah.

Baca juga: Kunjungan Wisatawan ke Singapura Anjlok 85 Persen Selama 2020

Para pelancong juga dapat memiliki kepercayaan penuh bahwa data pribadi mereka aman dan di bawah kontrol mereka.

"Suksesnya upaya bersama kami akan menjadikan kemitraan IATA dengan pemerintah Singapura sebagai model bagi yang lain untuk diikuti," sambung dia.

Sementara itu, Director General CAAS Kevin Shum mengatakan, mereka telah membangun kemitraan yang lama dan mendalam dengan IATA untuk mengembangkan solusi guna memfasilitasi perjalanan.

Ilustrasi patung Merlion yang ikonik di Singapura.SHUTTERSTOCK Ilustrasi patung Merlion yang ikonik di Singapura.

Menurut dia, kolaborasi terbaru dengan IATA menunjukkan komitmen bersama mereka untuk mendorong adopsi sertifikat kesehatan, serta memulihkan perjalanan udara internasional.

“Sembari membangun kembali hub udara Changi dengan aman, kami akan terus mencari solusi lain yang dapat memberikan cara yang sama amannya, serta dapat diverifikasi untuk berbagi sertifikat kesehatan untuk perjalanan internasional yang aman,” ujar Shum.

Jadi fitur utama perjalanan udara

Sertifikat kesehatan digital akan menjadi fitur utama dalam perjalanan udara ke depan. Selain itu, menetapkan solusi terpercaya dan aman untuk memverifikasi kredensial kesehatan para pelancong juga akan sangat penting.

Adapun, hal tersebut sangat penting dalam memfasilitasi perjalanan udara yang lancar dan menjaga kesehatan masyarakat.

IATA Travel Pass merupakan solusi dompet digital pribadi yang aman yang dapat digunakan oleh penumpang untuk mendapatkan, serta menyimpan hasil tes Covid-19 dari laboratorium terakreditasi.

Diterimanya IATA Travel Pass oleh otoritas pengawasan kesehatan dan perbatasan Singapura merupakan buah dari uji coba yang berhasil dilakukan oleh Singapore Airlines.

Baca juga: Bepergian ke Singapura Saat Pandemi Covid-19, Ini yang Perlu Diketahui

Paspor Covid-19 tersebut akan diterima sebagai bentuk yang valid dari hasil tes Covid-19 sebelum keberangkatan untuk masuk ke Singapura.

Informasi yang tertera di dalamnya akan memiliki format yang memenuhi persyaratan tes sebelum keberangkatan Singapura yang berlaku untuk memasuki negara tersebut.

Lebih dari 20 maskapai penerbangan telah mengumumkan uji coba IATA Travel Pass. Para pelancong ke Negeri Singa yang ingin menggunakan aplikasi harus bertanya ke maskapai penerbangan mereka terkait kelayakan menggunakan IATA Travel Pass.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com