KOMPAS.com - Inggris sudah tak lagi mewajibkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Saat ini, Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson juga telah menghapus seluruh aturan terkait pembatasan Covid-19, sebagai strategi dari kebijakan baru "hidup berdampingan dengan Covid-19".
Artinya, siapa pun yang terindikasi positif Covid-19 di Inggris, sudah tidak lagi diwajibkan secara hukum untuk melakukan isolasi mandiri (isoman).
Meski begitu, mereka tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri saat terkena Covid-19.
Baca juga: Inggris Umumkan Rencana Cabut Aturan Isolasi Mandiri untuk Orang yang Positif Covid-19
Melansir BBC, Sabtu (26/2/2022), berikut rincian lebih lanjut seputar kebijakan ini:
- Mereka yang positif Covid-19 disarankan tetap isolasi di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain setidaknya dalam lima hari.
- Pembayaran dukungan isoman sebesar 500 euro, atau setara Rp 8,02 juta bagi mereka yang berpenghasilan rendah telah dihentikan.
- Pelacakan kontak rutin telah diakhiri. Mereka yang kontak dengan seseorang yang positif Covid-19 tidak lagi diminta untuk melakukan isolasi atau tes harian.
- Para pekerja tidak lagi diwajibkan untuk memberi tahu atasannya bahwa mereka perlu melakukan isolasi mandiri.
- Masker tidak wajib dikenakan di sejumlah moda transportasi di London, seperti kereta bawah tanah, dan bus. Meski demikian, penumpang tetap dianjurkan untuk menggunakannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.