Boe menambahkan bahwa Manggarai memiliki budaya tersendiri ketika menyambut para tamu di rumah adat mbaru gendang.
Selain suguhan kopi, ada pula "tuak dalam bongko" diiringi suara tabuhan gendang dan pukulan gong.
"Lonto raes, reges lima leke, tawa lima gantang (duduk persaudaraan, senyum tanda kebahagian, tertawa penuh kegembiraan). Asa, mai inung camas ga! (Mari, kita minum sama-sama!)," ujarnya.
Selain itu, aroma pohon kopi colol yang khas juga seolah akan "menyambut" para tamu.
"Saat pertama memasuki kawasan kopi Colol, (wisatawan akan) disuguhkan dengan aroma pohon kopi. Alam Colol menyapa tamu dengan harumnya bau pohon kopi. Ini cara alam menyapa tamu yang berwisata di alam bumi Flores," katanya.
Baca juga:
Ia melanjutkan, para tamu singgah di Kota Ruteng dari Labuan Bajo.
Di kota yang paling dingin di wilayah Flores Barat ini, mereka berjumpa dan berdiskusi dengan Romo Martin Chen. Salah satunya terkait pariwisata holistik yang kini sedang diprogramkan oleh Keuskupan Ruteng.
"Saya berharap pandemi Covid-19 cepatlah berlalu agar pariwisata Flores bangkit dengan membawa rezeki bagi masyarakat Flores lewat sektor pariwisata," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.