Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejadian Turis Asing Tak Senonoh di Tempat Sakral Bali Terus Berulang, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 13/06/2022, 13:35 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang bule asal Australia nekat memanjat pohon beringin yang disakralkan di Pura Dalem Prajapati Banjar Dadakan, Desa Adat Kelaci Kelod, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, pada Sabtu (11/06/2022).

Orang yang bersangkutan diduga memiliki hobi memanjat pohon. Menurut pengakuannya, ia tidak mengetahui jika kawasan tersebut adalah area sakral bagi umat Hindu.

Namun menurut keterangan, warga yang memergoki aksi bule bernama Samuel itu sudah memintanya turun, tetapi diabaikan.

Baca juga: WNA Australia Disanksi Usai Naik Pohon Sakral di Bali, Polisi: Dia Punya Hobi Memanjat

Setelah dilaporkan ke Babinkamtibmas, Samuel diimbau aparat dan dibawa ke Polsek kediri untuk diperiksa.

Belakangan, ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya kepada pihak Desa Adat. Lalu, dikenakan sanksi Rp 500.000 untuk membayar upacara guru piduka, dan saat ini sedang menunggu tindak lanjut dari imigrasi.

Baca juga: 10 Fakta WNA Berpose Telanjang di Bali, demi Konten dan Kena Deportasi

Adapun kejadian tersebut bukanlah kali pertama yang terjadi di Bali. Sebelumnya, sempat ramai kasus turis perempuan asal Rusia yang bugil di pohon keramat demi konten, dan masih banyak lagi.

Mengapa kejadian serupa masih terus berulang?

Kemungkinan penyebab di balik kejadian berulang

Sosiolog UGM Sunyoto Usman menjelaskan, ada beberapa hal yang mungkin mendasari perbuatan tidak senonoh sejumlah warga negara asing (WNA) yang banyak berkunjung ke Bali:

1. Konten komersial

Pertama, karena motivasi dorongan untuk membuat konten demi kebutuhan komersial, sehingga harus menunjukkan keunikan atau sensasi.

WN Australia nekat memanjat pohon beringin yang disakralkan warga di pura di Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.Instagram Tabanan Viral WN Australia nekat memanjat pohon beringin yang disakralkan warga di pura di Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.

"Motivasinya dorongan buat konten, jadi komersialisasi konten. Karena komersial, perlu menonjolkan keunikan dan sensasi. Itu kan ciri konten yang (biasanya) laku," ujar Sunyoto saat dihubungi Kompas.com, Senin.

2. Kebebasan pergaulan dan pakaian di banyak tempat wisata

Kedua, menurutnya, sikap tidak senonoh salah satunya seperti bule yang bugil muncul karena adanya kecenderungan kebebasan pergaulan dan pakaian di destinasi wisata.

Baca juga: Video Viral Turis Berpose Telanjang di Pohon Keramat, Kadispar Bali: Akan Ditindak Tegas

Meski hal ini tidak dibenarkan, ia menilai bahwa seringkali para turis asing tidak menyadari tempat-tempat yang seharusnya boleh dan tidak boleh. 

"Sudah lama bugil itu, kan di pantai juga setengah bugil. Jadi destinasi wisata punya karakteristik kebebasan pergaulan dan pakaian. Disebutnya itu sudah sejak dulu 3S Sun, Sex, Sea, (Seharusnya Sun, Sea, Sand) banyak diwarnai itu di sana," jelas dia.

3. Ketidaktahuan turis asing seputar tempat sakral di Bali

Alasan terakhir, ia mengatakan bahwa kemungkinan karena ketidaktahuan para turis asing terhadap batas-batas pemisah antara area yang sakral dan tidak sakral. Atau sekalipun tahu, mereka tidak menyadari atau memperhatikan dengan detail. 

"Sakral di Bali itu titik suci. Nah, disucikan oleh masyarakat, bisa pohon, mata air, dan lainnya. Inilah yang kemudian tidak dibuat pemisahan antara sakral dan tidak sakral. Nah seperti itu bagi orang-orang asing tidak memperhatikan," tutur Sunyoto.

Mulut Gua Gajah.Indonesia Travel Mulut Gua Gajah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com