Tapa bisu merupakan ritual dalam kirab, baik di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta Hadiningrat, dan Pura Mangkunegaran. Tapa bisu berarti selama menjalani ritual, peserta tidak diperbolehkan berbicara.
Makna dari tapa bisu adalah untuk menjaga ucapan peserta kirab sehingga kirab tetap berlangsung secara sakral.
Baca juga: Apa Itu Peringatan Malam Satu Suro? Berikut Sejarah dan Maknanya
Kirab pusakadalem merupakan tradisi yang digelar di Pura Mangkunegaran, berdasarkan informasi dari Kompas.com (9/8/2021).
Dalam tradisi ini, keluarga Pura Mangkunegaran, abdi dalem, serta masyarakat menggelar arak-arakan atau kirab pusaka mengelilingi tembok luar Pura Mangkunegaran sebanyak satu kali.
Kirab pusakadalem oleh Pura Mangkunegaran digelar pada malam satu Suro. Setelah absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, kirab pusakadalem kembali digelar pada Jumat (29/7/2022) malam yang bertepatan dengan malam satu Suro.
Baca juga: Malam 1 Suro, Pura Mangkunegaran Solo Gelar Kirab Pusaka Dalem, Ini Pesan Mangkunegara X
Petik laut merupakan ritual yang digelar di Pantai Lampon, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (10/8/2021), dalam tradisi ini para nelayan mengisi perahu kecil dengan sesajen berupa kepala sapi serta hasil bumi dan laut.
Baca juga: Sejarah Peringatan Satu Suro yang Diadakan Sejak Kerajaan Mataram Islam
Perahu itu kemudian dilarung ke laut dari Pantai Lampon. Selain melarung sesaji, masyarakat setempat juga menggelar selamatan.
Ritual petik laut tersebut diselenggarakan pada satu Suro. Makna petik laut ini adalah ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang didapat para nelayan selama setahun, sekaligus sebuah harapan atas keselamatan dan rezeki yang melimpah pada tahun mendatang.
Ritual serupa juga digelar oleh masyarakat sekitar Pantai Baron dan Pantai Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (10/9/2018), tradisi tersebut disebut dengan sedekah laut.
Tradisi sedekah laut dimulai dengan selamatan atau kenduri yang diikuti oleh seluruh warga yang mencari rezeki di sekitar pantai. Selesai kenduri, makanan dan gunungan yang berisi hasil bumi dibawa oleh warga dengan mengenakan pakaian tradisional.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Tradisi Khas Keraton Surakarta, Kirab Kebo Bule
Sesampainya di tepi pantai, sesepuh atau orang yang dituakan oleh warga sekitar membuka ritual dengan doa. Dengan menabur bunga serta beberapa sesaji, empat gunungan kemudian dinaikan diatas kapal nelayan untuk selanjutnya dibawa menuju tengah laut.
Maknda dari ritual ini adalah wujud syukur sekaligus harapan untuk rezeki yang lebih baik pada tahun mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.