Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resor di Gili Trawangan Terbakar, Pentingnya Kesiapan Mitigasi Bencana

Kompas.com - 31/07/2022, 15:15 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jambuluwuk Oceano Resort Gili Trawangan di Desa Gili Indah, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kebakaran pada Sabtu (30/7/2022) pukul 19.15 WITA.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) NTB Yusran Hadi mengatakan bahwa edukasi penanganan bencana dan standar operasional prosedur (SOP) fasilitas akomodasi setempat perlu terus ditingkatkan.

"Perlu bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) atau pihak terkait lainnya untuk terus memberi edukasi penanganan kebencanaan, termasuk antisipasi kebakaran, menyempurnakan SOP di masing-masing fasilitas akomodasi," kata Yusran kepada Kompas.com, Minggu (31/07/2022).

Baca juga: Kronologi dan Penyebab 59 Kamar di Hotel Jambuluwuk Gili Trawangan Ludes Terbakar

Menurutnya, pada kondisi tertentu juga diperlukan bantuan peralatan yang lebih memadai untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti kejadian saat ini.

Sebab, ia mengatakan bahwa alasan di balik lamanya proses pemadaman adalah karena angin yang kencang dan juga keterbatasan alat pemadam

"Kebutuhan mendesak adalah floating pump karena ini pulau kecil. Kami sudah koordinasi dengan BPBD untuk meminta bantuan BNPB. Kami sudah bersurat permohonan bantuan floating pump," terangnya.

Baca juga: 7 Fakta Kebakaran Jambuluwuk Oceano Resort Gili Trawangan

Ia juga mengatakan akan memperkuat mitigasi semua wisata Gili Trawangan ke depannya, apalagi kondisi Gili Trawangan yang sebagian besarnya adalah perairan. 

Tangkapan layar video detik-detik kebakaran hotel Jambuluwuk Lombok yang beredar di media sosial.Tangkapan Layar TWITTER Tangkapan layar video detik-detik kebakaran hotel Jambuluwuk Lombok yang beredar di media sosial.

"Terlebih di Gili tidak seperti di daratan yang segala fasilitas bisa segera digerakkan," ia menambahkan.

Baca juga:

Sebenarnya, Yusron menuturkan, ia menilai bahwa sejumlah fasilitas akomodasi setempat sudah memiliki standar operasional kebencanaan.

Namun, besarnya volume api yang dipicu yang dipicu oleh bahan bangunan yang mudah terbakar, memang menyebabkan masyarakat bersama-sama harus berupaya lebih keras untuk memadamkan si jago merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com