KOMPAS.com - Sekitar 25 balon udara akan menghiasi langit Wonosobo dalam acara Java Balloon Attraction 2022 pada Minggu (4/9/2022) di Taman Rekreasi Kalianget di Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
"(Balon akan) mengikuti alunan musik lengger konsepnya. Seperti (pertunjukan) air mancur - di musik seperti ini ketinggiannya segini. Ada yang tingginya 15 meter, 30 meter, (jadi) enggak sejajar. Dibikin formasi," jelas Ketua Komunitas Balon Wonosobo, Agam Setyobudi, kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2022).
Baca juga: 4 Tempat Naik Balon Udara di Indonesia, Ada di Jakarta dan Bali
Agam menerangkan bahwa 25 balon yang akan ditambatkan tersebut berasal dari 25 kelompok yang berbeda. Mereka pernah menjadi peserta Festival Balon Udara Piala Bupati di Wonoland yang kemudian dipilih untuk mengikuti acara ini.
"Di Wonoland ada 55 balon. Kita seleksi lagi, yang paling bagus kita naikkan saat Java Balloon Attraction 2022," ujarnya.
Adapun ketinggian balon-balon berbahan kertas yang akan ditampilkan ini juga diatur sedemikian rupa, sehingga bisa dinikmati dengan maksimal oleh pengunjung.
Baca juga: Tak Perlu ke Turki, Sandiaga Uno: Naik Balon Udara Bisa di Indonesia
"Tinggi maksimal 150 meter, tapi ketika balon ditambatkan terlalu tinggi, keindahannya juga kurang. Paling nanti (tingginya) di angka 30-45 meter. Itu ukuran paling bagus ketika dinikmati, difoto, atau dilihat. Motif masih kelihatan jelas, enggak terlalu ketinggian," terangnya.
Dilansir dari akun Instagram Dinas Pariwisata Wonosobo, Java Balloon Attraction 2022 menerapkan tiket masuk mulai dari Rp 2.000. Selain balon udara, akan ada pentas kesenian dan bazaar. Acara ini akan berlangsung dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB.
Pembatasan waktu ini, kata Agam, guna menghindari angin kencang.
"Kalau sudah melebihi jam itu, sebenarnya anginnya sudah besar, jadi kurang bagus untuk penerbangan balon karena kita kan musuhnya angin," katanya.
Baca juga: Atta-Aurel Foto dengan Latar Balon Udara di Turki, Ini 4 Keunikannya
Agam mengatakan bahwa kegiatan menerbangkan balon telah menjadi tradisi masyarakat di Wonosobo, khususnya ketika Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan ini, lanjutnya, memiliki makna keindahan dan perayaan.
"Selama H+1 sampai H+7 (Lebaran), langit Wonosobo penuh dengan balon," katanya.
Baca juga: 4 Fakta Cappadocia, Tak Sekadar Tempat Wisata Balon Udara
Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2018 ada sekitar 1.500 perajin balon di Wonosobo. Siapa pun boleh menerbangkan balon, tapi sejauh ini kebanyakan per desa.
Dana untuk membuat balon biasanya berdasarkan urunan seikhlasnya per kepala keluarga. Ada pula bantuan berupa konsumsi.
"Per desa pun ada empat sampai lima kelompok karena memang semakin ke sini semakin ditujukan untuk kreativitas. Kita waktu Lebaran (saling) bagus-bagusan balon, semacam kompetisi tapi tidak langsung," ujarnya.
Baca juga: Intip Isi Space Perspective, Balon untuk Wisata Luar Angkasa Pada 2024
Adapun menerbangkan balon juga tidak boleh sembarangan. Terdapat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat.
Salah satu aturannya adalah, penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat wajib ditambatkan.
Baca juga: Wisata Balon Udara Mesir Dihentikan Sementara Akibat Ada Turis Terluka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.