Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Pertama Ikut Upacara Sekaten Yogyakarta, Dapat Koin dari Sultan

Kompas.com - 08/10/2022, 16:16 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (7/10/2022), ribuan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkumpul di halaman Masjid Gedhe Kauman untuk kembali mengikuti prosesi peringatan Maulid Nabi atau Sekaten.

Rangkaian Sekaten digelar mulai 1 sampai 7 Oktober 2022. Diawali dengan dengan Miyos Gangsa atau keluarnya Gamelan Sekaten dari Keraton ke Pagongan Kagungan Dalem Masjid Gedhe pada tanggal 6 Mulud hingga 12 Mulud.

Gamelan akan ditabuh setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Prosesi inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah Sekaten.

Baca juga: Sejarah Sekaten Saat Maulid Nabi, Pasar Malam Ternyata dari Penjajah Belanda

Gamelan Sekaten hanya dimainkan pada perayaan Sekaten, yakni sarana syiar Islam sekaligus tradisi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sudah ada sejak zaman Kasultanan Demak.

Setelah berakhirnya Sekaten, biasanya dilakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap Gamelan Sekaten.

Prosesi penyebaran Undhik-undhik dari Sultan HB X

Kerusakan sering terjadi akibat benturan-benturan yang diakibatkan oleh banyaknya orang yang memperebutkan koin saat prosesi penyebaran Udhik-udhik.

Pada tahun ini tepatnya 7 Oktober 2022, Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono 9HB) X datang ke Masjid Gedhe Kauman untuk menyebar Udhik-udhik (uang koin dan uba rampe) kepada masyarakat lalu masuk ke dalam Masjid untuk mendengar risalah Nabi.

Setelah itu barulah dilakukan prosesi Kondhur Gongso atau mengembalikan kedua gamelan itu ke dalam Keraton Yogyakarta.

andri memegang koin yang didapat dan Raja Keraton Sri Sultan HB X saat mebyebar Udhik-udhik, Jumat (8/10/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO andri memegang koin yang didapat dan Raja Keraton Sri Sultan HB X saat mebyebar Udhik-udhik, Jumat (8/10/2022)

Sekira pukul 20.00 warga sudah memadati halaman Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. Di halaman Masjid juga banyak ditemui penjual makanan.

Dalam upacara sekaten ini, banyak masyarakat yang menjual makanan seperti nasi gurih hingga telur merah.

Tak lama berbagai prajurit pengiring kondur gangsa mulai masuk ke area Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta seperti Prajurit Wirabraja, Patangpuluh, Ketanggung, Mantrijero, dan Nyutra.

Baca juga: 5 Mainan Tak Lekang oleh Waktu di Gelaran Sekaten Solo

Setelah para prajurit masuk ke halaman Masjid Gedhe Kauman, tak selang berapa lama Sultan memasuki area Halaman Masjid Gedhe lengkap dengan pakaian Jawa. Sultan ke area gamelan dan menyebar Udhik-udhik kepada masyarakat.

Sontak warga yang sudah berkumpul di area pagongan memperebutkan Udhik-udhik dan saling berdesakan. Setelah menyebar Udhik-udhik Sultan masuk ke area Masjid Gedhe Kauman untuk mendengarkan risalah Nabi.

Sarana penyebaran Islam melalui gamelan

Penghageng Urusan Pengulon Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jayaningrat menjelaskan, upacara adat ini dilakukan sejak zaman Sunan Kalijaga.

Sekaten ini untuk menarik masyarakat kepada sesuatu ajaran agama, dalam hal ini adalah Islam.

Grebeg Mulud pada puncak perayaan Sekaten di Solo, Sabtu (09/11/2019).SITUS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Grebeg Mulud pada puncak perayaan Sekaten di Solo, Sabtu (09/11/2019).

Halaman:


Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com