Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2022, 18:27 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta akan menggelar pameran bertajuk "Sumakala: Dasawarsa Temaram Yogyakarta", yang dibuka pada 28 Oktober 2022 di Kompleks Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Pameran tersebut akan menyampaikan kembali peristiwa sejarah pasca-Geger Sepehi. Saat itu adalah masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono III dan Sri Sultan Hamengku Buwono IV.

"Momentum ini upaya Keraton Yogyakarta untuk merekonstruksi ulang kisah-kisah Sultan terdahulu," ujar Penghageng KHP Nitya Budaya Keraton Yogyakarta GKR Bendara di Yogyakarta, Senin (17/10/2022), melalui keterangannya, seperti dikutip Kompas.com dari Antara.

Baca juga: Motif Batik Larangan Keraton yang Tak Boleh Dipakai Orang Biasa

Bendara mengakui, menggelar pameran tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi Keraton Yogyakarta dan tim penyelenggra.

Sebab, sebab pasca-peristiwa Geger Sepehi (1812), keraton yang megah menjadi porak-poranda. Kondisi itu membuat banyak benda budaya, kekayaan material, serta pusaka keraton dijarah habis-habisan oleh prajurit Sepoy. Sehingga, jejaknya tidak banyak ditemukan.

"Sumber-sumber mengenai pemerintahan keraton pada awal abad ke-19 praktis tidak banyak ditemukan. Di sinilah keraton mencoba membaca ulang sejarah semasa 1812-1822 dan mewujudkannya dalam bentuk visual," katanya.

Baca juga: Bregodo Jogo, Prajurit Keraton Yogyakarta Sejak Hamengkubowono I

Sejumlah kegiatan pendukung juga akan digelar sebagai rangkaian pameran, termasuk napak tilas kediaman putra mahkota, jelajah ruas penyerangan Geger Sepehi, hingga diskusi dan lokakarya yang berkaitan dengan tema pameran.

"Sebagai institusi budaya sekaligus museum yang inklusif, Keraton Yogyakarta juga menggandeng komunitas untuk bekerja sama dalam penyelenggaraan pameran," tutur Bendara.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Masa temaram keraton pasca-Geger Sepehi

Dalam keterangan tersebut, Bendara juga mengatakan bahwa Keraton Yogyakarta mengalami masa yang temaram pasca-Geger Sepehi.

Saat itu, terjadi berbagai desakan politik dari Pemerintahan Inggris terhadap Sultan Hamengku Buwono III.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com