Mengutip dari laman Reader’s Digest, seorang ilmuwan dari University of Cambridge’s Hamilton Kerr Institute bernama Spike Bucklow pernah meneliti topik ini.
“Seseorang dapat melacak akar dari warna ini selama berabad-abad, ke masa ketika warna itu sendiri memiliki makna simbolis,” ujarnya dikutip dari Reader’s Digest.
Berdasarkan risetnya, warna merah dan hijau pada Hari Raya Natal berasal dari orang Celtic kuno yang memuja tanaman holly karena selalu berwarna hijau dan merah.
Baca juga: Serba-serbi Jelang Natal 2022 di Gereja Katedral Jakarta, Jemaat Bisa Parkir di Masjid Istiqlal
Oleh sebab itu, orang Celtic kuno meyakini bahwa tanaman holly diciptakan untuk menjaga bumi tetap indah selama musim dingin.
Selanjutnya, mereka menggunakan tanaman berwarna cerah sebagai simbol perlindungan dan kemakmuran dalam perayaan Hari Raya Natal yang berlangsung di tengah musim dingin.
Tradisi tersebut berlanjut pada masa orang Victoria, yang menggunakan warna merah dan hijau pada dekorasi Natal mereka.
Baca juga: 10 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Bernyanyi Keliling Kampung
Melansir dari Insider, Penulis buku The Secret Language of Color, Arielle Eckstut juga menuturkan bahwa warna merah dan hijau dalam perayaan Natal berasal dari pohon holly.
Pohon itu tetap berwana hijau di tengah musim dingin yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya Natal. Selain itu, terdapat buah ceri merah di antara dedaunan hijau.
“Karena holly adalah satu-satunya hal yang terang di lingkungan pada saat musim dingin, sehingga alam telah memberikannya kepada kita sebagai simbol,” tuturnya.
Baca juga: 7 Tradisi Perayaan Natal Unik Dunia, Pakai Sepatu Roda saat Kebaktian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.