Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2023, 12:37 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai seorang filsuf, ulama, politikus, dan penulis, Buya Hamka telah membuat banyak karya yang bisa ditemui hingga saat ini, antara lain tulisan, buku, dan tafsiran yang tidak hanya dikenal di Tanah Air tapi juga di luar negeri.

Buya Hamka ialah tokoh asli Minang yang lahir dan tumbuh di tepi Danau Maninjau, tepatnya di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Baca juga:

"Buya itu lahir dan tinggal di sini sampai umur 10 tahun. Setelah itu dia sudah keluar dari rumah karena prinsipnya anak lelaki di Minang usia segitu tinggalnya di surau," kata putra bungsu Buya Hamka, Amir Syakib kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Meskipun begitu, jejak sejarah kehidupan Buya Hamka saat ini masih bisa ditemui di rumah kelahiran Buya Hamka yang kemudian direnovasi menjadi sebuah museum bernama Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.

Sejarah Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka

Potret bagian dalam Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Potret bagian dalam Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.

Pemandu museum, Dasri, menceritakan, sebelum menjadi sebuah museum, rumah kelahiran
Buya Hamka dulunya pernah dirusak oleh penjajah Jepang sekitar tahun 1943. Rumah tersebut pun menjadi tak layak huni.

Sekitar tahun 2000, perwakilan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) datang ke Sumatera Barat untuk mencari tanah kelahiran Hamka.

"ABIM datang mencari rumah kelahiran Buya Hamka dan ingin menjadikan rumah tersebut menjadi sebuah museum agar jangan sampai hilang sejarahnya begitu saja," kata Dasri kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Berbincang dengan Putra Bungsu Buya Hamka, Bicara Jubah dan Keluarga

Amir menambahkan, proses pencarian rumah kelahiran Buya Hamka dilakukan oleh ABIM sekitar dua bulan.

"ABIM itu datang ke rumah keluarga, dia minta izin ke (Pemerintah Daerah) Agam untuk mendirikan museum di tanah yang ditempat oleh rumah kelahiran Buya Hamka," kata Amir.

Proses perizinan ini penting diurus di awal, mengingat tanah yang ditempati oleh rumah kelahiran Buya Hamka merupakan tanah pusako.

Potret koleksi foto Buya Hamka sejak kecil hingga meninggal dunia.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Potret koleksi foto Buya Hamka sejak kecil hingga meninggal dunia.

Di Minangkabau, tanah pusako merupakan harta milik keluarga besar yang tidak boleh diperjualbelikan.

Alhasil, kata Amir, tanah tersebut dipinjamkan ke ABIM oleh keluarga Hamka sampai batas waktu yang tidak ditentukan untuk kepentingan pembangunan museum.

"Pembangunan museum ini sudah atas izin dari keluarga Buya Hamka dengan syarat bentuknya (rumah asli) dipertahankan dan dibangun di atas rumah kelahiran Hamka," tutur Dasri.

Baca juga: Desa Wisata Sungai Batang Sumatera Barat, Tempat Kelahiran Buya Hamka

Setelah mengurus perizinan kepada pemerintah daerah dan keluarga maka Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka mulai dibangun pada Februari 2000.

Pembangunan museum ini berlangsung sekitar satu tahun dan diresmikan pada November 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat yang menjabat pada saat itu, Zainal Bakar, dan perwakilan ABIM.

"Setelah Buya keluar dari penjara tahun 1966, ia banyak berkiprah di Malaysia dan memberikan modal pejuang kepada anggota ABIM," kata Dasri.

Atas kebaikan yang dilakukan Hamka maka ABIM ingin mengenang Hamka dengan cara
menjadikan rumah kelahirannya menjadi sebuah museum.

Pengumpulan barang milik Buya Hamka

Jubah umrah dan syal milik Buya Hamka.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Jubah umrah dan syal milik Buya Hamka.

Dikarenakan Hamka hanya sampai usia 10 tahun di Sungai Batang, dilakukanlah proses pengumpulan barang-barang yang berkaitan dengan Buya Hamka untuk mengisi museum.

Barang-barang tersebut, di antaranya pakaian, tongkat, foto, buku, dan barang-barang milik Buya Hamka lainnya yang ada di beberapa daerah.

"Semuanya asli punya Buya, baju batik, baju umrah, syal, jubah, semuanya nampak bagus karena setiap sekali tiga bulan kita bersihkan supaya tetap awet," kata Dasri.

Semua koleksi yang berhubungan dengan Buya Hamka kini bisa dilihat di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, mulai dari susunan buku di etalase tongkat yang dipajang hinga jubah di dalam lemari.

"Kalau buku-buku, ada juga yang dari tetangga Buya, ada juga dari sumbangan saudara Buya," ujar Dasri.

Baca juga:

Sumber sejarah pelajar di Agam

Wisatawan di dalam Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang, Sumatera Barat.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Wisatawan di dalam Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang, Sumatera Barat.

Dasri mengatakan saat ini Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka ramai dikunjungi oleh para pelajar, khususnya pelajar yang hendak mencari sumber sejarah.

"Dulu museum ini masuk kategori wisata, setelah museum ini digabung dengan Dinas Pendidikan, sekarang hampir semua pelajar di Kabupaten Agam didatangkan ke museum dalam rangka mencari sumber sejarah," jelas Dasri.

Tidak ada biaya yang diberlakukan untuk pengunjung yang ingin datang. Namun, jika ada pengunjung yang ingin memberikan bantuan berupa sumbangan sukarela maka pengelola terbuka untuk menerima.

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka bisa dikunjungi setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 09.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

Jalan Jalan
Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jalan Jalan
5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

Travel Tips
5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Travel Tips
Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Jalan Jalan
Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Travel Update
3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

Travel Update
Cuaca Sedang Panas, Ini Destinasi Wisata Sekitar Solo yang Pas untuk Ngadem

Cuaca Sedang Panas, Ini Destinasi Wisata Sekitar Solo yang Pas untuk Ngadem

Hotel Story
Monumen Lokomotif Bersejarah Asal Jerman Jadi Wisata Baru di Jember

Monumen Lokomotif Bersejarah Asal Jerman Jadi Wisata Baru di Jember

Travel Update
Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang Kian Bersolek, Ada Area Lesehan

Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang Kian Bersolek, Ada Area Lesehan

Jalan Jalan
Melihat Sumur Maut di Monumen Pancasila Sakti, Ketahui 4 Hal Ini

Melihat Sumur Maut di Monumen Pancasila Sakti, Ketahui 4 Hal Ini

Jalan Jalan
Harga Tiket Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Gratis 6 Wahana 

Harga Tiket Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Gratis 6 Wahana 

Jalan Jalan
Antre 7 Jam demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Antre 7 Jam demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Travel Update
Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com