Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Jadi Ke-476 Kota Semarang, Simak Sejarahnya

Kompas.com - 02/05/2023, 11:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

KOMPAS.com - Kota Semarang memperingati hari ulang (HUT) ke-476 pada hari ini, Selasa (2/5/2023). HUT ke-476 Kota Semarang diperingati dengan rangkaian acara yang diikuti oleh semua kalangan masyarakat.

Baca juga: Sambut Hari Jadi Kota Semarang Ke-476, Pemkot Semarang Siapkan Berbagai Acara

Baca juga: 10 Restoran Keluarga di Semarang dengan Pemandangan Indah

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.

Penetapan hari jadi Kota Semarang pada 2 Mei 1547, memiliki sejarah panjang yang menarik untuk diketahui. Berikut sejarah Kota Semarang seperti dihimpun oleh Kompas.com.

Sejarah HUT Kota Semarang 

Setiap wilayah di Indonesia mempunyai latar sejarah yang menarik untuk dibahas, tidak terkecuali Kota Semarang. Intan Novela Setya Monikasari dalam Tak Kenal Maka Tak Semarang Wisata Sejarah (2020), mengungkapkan bahwa sejarah Kota Semarang dimulai sekitar abad ke-6.

Awalnya, Kota Atlas ini merupakan daerah pesisir bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno.

Pragota pada zaman dahulu merupakan sebuah pelabuhan, serta terdapat gugusan pulau-pulau kecil di depannya.

“Akibat pengendapan, akhirnya gugusan pulau itu menyatu membentuk daratan yang kini disebut sebagai Kota Semarang bawah,” (Monikasari, 2020: 8).

Pada abad ke-15, Kerajaan Demak mengutus Pangeran Made Pandan atau Sunan Pandanaran II untuk menyebarkan Islam di perbukitan Bergota.

Baca juga: Masjid Raya Baiturrahman, Wisata Religi di Simpang Lima Semarang

Baca juga: 10 Hotel Murah Dekat Pintu Tol Semarang, Harga Rp 200.000-an Per Malam

Gereja Blenduk atau GPIB Immanuel di Kawasan Kota Lama Semarang.KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Gereja Blenduk atau GPIB Immanuel di Kawasan Kota Lama Semarang.

Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut menjadi daerah yang subur. Tumbuh sebuah pohon asam yang jarak antar pohonnya renggang atau jarang.

“Dari situlah daerah tersebut diberi nama Semarang,” (Monikasari, 2020: 8).

Nama Semarang diambil dari bahasa Jawa asem, yang berarti pohon asam dan arang-arang yang maknanya jarang-jarang atau berjauhan satu sama lain.

Pangeran Made Pandan kemudian menjadi kepala daerah setempat, bergelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggal Kyai Ageng Pandan Arang I, posisi kepala daerah dilanjutkan oleh sang putra yang bergelar Pandan Arang II.

Di bawah pimpinan Pandan Arang II, Semarang tumbuh pesat.

Melansir dari laman Center of Excellence (CoE) Budaya Jawa, perkembangan wilayah Semarang menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Kemudian, ia menetapkan wilayah Semarang setingkat kabupaten setelah semua syarat telah dipenuhi.

“Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 954 Hijriah, disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei 1547 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Semarang,” bunyi informasi dalam laman Center of Excellence (CoE) Budaya Jawa. 

 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Kawasan Kota Lama, salah satu destinasi wisata Semarang yang gratis dan bisa diakses secara bebas.WIKIMEDIA COMMONS/@centraljawa Kawasan Kota Lama, salah satu destinasi wisata Semarang yang gratis dan bisa diakses secara bebas.

Semarang di bawah Kerajaan Mataram Kuno 

Seperti disampaikan sebelumnya, sejarah Kota Semarang dimulai sejak Kerajaan Mataram Kuno.

Djawahir Muhammad dalam Semarang Lintasan Sejarah dan Budaya (2016), dikutip dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mengungkapkan, sejarah Kota Semarang dimulai sekitar abad ke-7 masehi. 

Kota Semarang menjadi pelabuhan di bawah pemerintahan Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno. Kala itu, Dinasti Syailendra merupakan penguasa Pulau Jawa. 

Baca juga: Asyiknya Petik Buah Langsung dari Pohon di Agro Cepoko Semarang

Baca juga: The Wujil Aqua Park Semarang, Wahana Air ala Benteng Takeshi Jepang

Kawasan Simpang Lima Semarang, Jawa TengahDok. Pemkot Semarang Kawasan Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah

Kota Semarang berfungsi sebagai pelabuhan. Rakai Pikatan menjadikan Pragota (kini dikenal sebagai Bergota) untuk jalur lalu lintas dengan kerajaan lain, salah satunya Kerajaan Sriwijaya, Sumatera.

Saat itu, geografis Kota Semarang berupa hamparan pantai yang landai, membujur sepanjang kaki Pegunungan Ungaran. Di antara bukit-bukit itu, mengalir Sungai Kaligarang yang mempertemukan arus Kali Kripik dan Kali Kreo. 

Sungai-sungai tersebut menjadi jalan bagi kapal-kapal yang akan berlabuh ke Pelabuhan Semarang.  Kini, Kota Semarang masih menjadi salah satu kota pelabuhan terbesar di Indonesia, yakni dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com