Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Beber, Nenek Moyang Komik Bergambar Nusantara yang Kini Langka

Kompas.com - 13/05/2023, 17:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, mungkin kebanyakan orang hanya tahu wayang kulit, wayang golek, atau wayang orang, apabila ditanya seputar kesenian wayang.

Namun, ternyata jenis-jenis wayang ada lebih dari itu. Salah satu jenis wayang yang kini sudah jarang ditemukan dan belum banyak orang tahu adalah wayang beber.

Kompas.com berkesempatan untuk belajar seputar wayang beber dalam acara "Dibeberke" yang digelar melalui kolaborasi komunitas Soerakarta Walking Tour, Dibeberke, SangKuli - Kriya ISI Surakarta, dan Rumah Budaya Kratonan pada Sabtu (13/5/2023).

Baca juga: 5 Jenis Wayang beserta Penjelasannya

Acara dimulai dari Rumah Budaya Kratonan yang berada di Kratonan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah pukul 08.30 WIB.

Peserta acara sebanyak sekitar 24 orang, mengikuti rangkaian acara yang bertujuan untuk mempelajari kesenian wayang beber. Tempat pertama yang dituju adalah Pura Mangkunegaran.

Apa itu wayang beber?

Setibanya di Pura Mangkunegaran, sebelum masuk ke perpustakaan Reksa Pustaka, pemandu bernama Nino mengatakan kepada rombongan bahwa wayang beber disajikan melalui panel atau lembaran bergambar.

Lembaran itu kemudian dibuka atau dibeberkan dan ditampilkan kepada penonton pertunjukan, sehingga disebut dengan wayang beber.

Dalang kemudian akan menceritakan kisah yang ada pada masing-masing panel atau lembaran dengan monolog.

Aktivitas dalang itu seolah mirip dengan seseorang saat menceritakan kisah yang ada pada buku atau komik bergambar.

Baca juga: Upaya Melestarikan Wayang sebagai Aset Negara Indonesia

Berbeda dengan wayang kulit klasik yang membawakan kisah Ramayana dan Mahabarata, wayang beber menyuguhkan kisah Panji Asmarabangun atau Jaka Kembang Kuning dengan Dewi Sekartaji.

Satu cerita wayang beber bisa mencapai 24 lembar dengan panjang total ada yang mencapai 5 meter. Di bagian salah satu panel, terdapat sengkalan atau gambar yang menunjukkan kapan cerita dibuat.

Sejarah wayang beber, redup usai era Majapahit

Menurut Nino, kapan pertama kali wayang beber ada memang belum diketahui secara pasti. Namun, wayang beber sudah ada di relief sejumlah candi di Indonesia.

"Wayang beber sudah ada di relief-relief candi, seperti di Candi Penataran dan Candi Prambanan, sehingga diperkirakan sudah ada sejak lama (Mataram Kuno)," ujar dia kepada Kompas.com.

Pemandu lain bernama Muhammad Aprianto mengatakan bahwa sekitar abad ke-17, ada sekitar 80 cara atau jenis penyajian wayang.

Wayang beber yang disajikan melalui media gambar.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Wayang beber yang disajikan melalui media gambar.

Ia melanjutkan, wayang beber mulai meredup setelah era Majapahit. Penyebabnya adalah makin populernya wayang kulit yang saat itu juga jadi saranya penyebaran Islam pada era Demak.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com