KOMPAS.com - Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito bersama rombongan mengunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (18/6/2023).
Mengutip Kompas.com, Naruhito tiba di Rumah Pompa Waduk Pluit sekitar pukul 14.45 WIB. Sebelum mengunjungi rumah pompa tersebut, Naruhito dan rombongan sempat mengunjungi Depo Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Kunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit
Baca juga: Yuk, Piknik di Taman Waduk Pluit
Kunjungan ini merupakan rangkaian lawatan perdana Naruhito ke Indonesia sejak dinobatkan sebagai Kaisar Jepang ke-126 pada 2019. Rencananya, Kaisar Naruhito bersama Permaisuri akan berada di Indonesia selama tujuh hari, sejak Sabtu (17/6/2023) sampai Juma (23/6/2023).
Waduk Pluit merupakan sebuah danau buatan seluas 80 hektare di Penjaringan, Jakarta Utara. Waduk Pluit memiliki peran sangat vital bagi warga Jakarta karena berfungsi mencegah banjir dengan menampung air utamanya saat musim hujan.
Berikut sejumlah fakta Waduk Pluit yang menarik untuk diketahui, seperti dihimpun Kompas.com.
Sejarah Waduk Pluit awalnya berupa sebuah rawa. Nama Pluit berasal dari bahasa Belanda, yaitu fluitschip yang artinya kapal layar panjang.
Nama tersebut diberikan lantaran Belanda meletakkan sebuah fluitschip yang sudah tidak laik laut di pantai sebelah timur muara Kali Angke, sehingga daerah ini diberi nama Pluit.
Baca juga: 5 Aktivitas Seru di Dogs Ministry Pluit, Bisa Bawa Anjing Sendiri
Baca juga: Panduan Lengkap ke kafe Dogs Ministry di Pluit Jakarta Utara
Melansir dari laman Indonesia.go.id, Waduk Pluit dibangun di awal 1960-an dengan sistem polder, atau suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik. Adalah Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang mendukung gagasan pembangunan Waduk Pluit ini.
Kawasan Pluit yang berawa itu diurug dan pada bagian lain dikeruk untuk dibangun waduk. Luas waduk ditetapkan 80 hektare.
Setelah Presiden Soekarno lengser, proyek ini dilanjutkan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Pembangunan Waduk Pluit selesai pada 1973.
Sejak saat itu, Waduk Pluit berfungsi menampung jutaan mililiter air limbah dan limpahan air hujan dari hulu di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Lihat postingan ini di Instagram