Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Stasiun Cikini, Jalurnya Sudah Ada sejak 1871

Kompas.com - 21/07/2023, 05:33 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stasiun Cikini merupakan salah satu stasiun tertua di Jakarta yang kini beroperasi menjadi jalur KRL.

Sebelum menjadi stasiun, tempat ini dulunya adalah sebuah halte yang dilewati oleh KRL. Barulah sekitar 1926 keberadaan halte dialihkan menjadi sebuah stasiun kelas menengah.

"Jalur itu (KRL yang  lewat di Stasiun Cikini) resminya sudah ada sejak tahun 1871, cuma waktu itu jalur untuk segmen Meester Cornelis (Stasiun Jatinegara)," kata Sejarawan sekaligus Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta Candria Attahiyat kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (18/7/2023).

Baca juga:

Menurut penjelasan dari Candria, salah satu alasan pembangunan Stasiun Cikini karena banyaknya masyarakat yang hendak berkunjung ke kebun binatang di dekat sana, yang kini menjadi Taman Ismail Marzuki.

Berdampingan dengan jalur trem

Selain KRL yang melintasi Stasiun Cikini, ada pula jalur trem yang beroperasional di kawasan Cikini.

Kata Candria, trem yang ada di kawasan Cikini dulu beroperasional melewati Jalan Cikini Raya (sekarang menjadi Lapangan Banteng). Setelah itu terhubung ke arah Juanda dan Harmoni.

"Ada juga trem dari Kalipasir ke arah Tanah Abang, sebagian lewat Cikini Raya," katanya.

Baca juga: Masjid Jami Al-Mamur di Cikini, Berdiri sejak 130 Tahun Lalu

Akan tetapi, melihat dua moda transportasi yang saling berdekatan ini, akhirnya trem kemudian tidak beroperasi, dan masyarakat beralih naik KRL.

Halte Kebun Binatang

Berdampingan dengan Stasiun Cikini, dulu juga ada Halte Kebun Binatang. Letaknya cukup dekat dari Stasiun Cikini dan juga difungsikan sebagai tempat pemberhentian KRL.

"Jadi dulu kalau orang ke kebun binatang, bisa naik kereta, dekat juga dari Cikini dan Halte Kebun Binatang," katanya.

Baca juga:

Akan tetapi, karena posisi Halte Kebun Binatang yang dekat dengan Stasiun Cikini, opsi ini dirasa kurang efisien ditumpangi pengguna KRL.

Alhasil, Halte Kebun Binatang pun tidak beroperasi.

"Halte Kebun Binatang ini posisinya berada antara Stasiun Cikini dan Stasiun Gondangdia. Halte tersebut tidak beroperasi karena jarak antara ketiga pusat pemberhentian KRL tersebut terlalu dekat," kata Candria.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Trotoar di sebrang Stasiun Cikini, Kamis (19/11/2020).KOMPAS.com/Ihsanuddin Trotoar di sebrang Stasiun Cikini, Kamis (19/11/2020).

Halte Pegangsaan

Sama halnya dengan Halte Kebun Binatang, di dekat Stasiun Cikini dulunya juga ada Halte Pegangsaan.

Menurut Candria, Halte Pegangsaan dulunya berada antara Stasiun Cikini dan Stasiun Manggarai.

Jarak antara Halte Pegangsaan dan Stasiun Cikini pun cukup dekat, alhasil Halte Pegangsaan berhenti beroperasi.

"Saya tidak tahu persis sejak kapan Halte Pegangsaan tidak beroperasi. Cuma yang pasti halte tersebut dimatikan karena tidak efisien," katanya.

Baca juga: Cikini, Cerita Sejarah yang Tersembunyi

Stasiun Cikini dulu dan sekarang

Menurut pengamatan Candria, ada beberapa perbedaaan yang ia lihat antara Stasiun Cikini pada zaman dahulu dan saat ini, salah satunya dari segi posisi.

"Dulu stasiun posisinya ada di lantai bawah, tapi setelah tahun 1990-an, ketika ada kereta layang, maka semua stasiun dipindah ke lantai dua," katanya.

Baca juga: Sejarah Singkat Rumah Raden Saleh di Cikini

Perbedaan selanjutnya yaitu pada peron kereta api. Kata Candria, peron kereta dulu masih berbentuk halte rumah kecil.

"Dulu cuma rumah kecil, peronnnya memang panjang, tapi tidak semunya ditutupi atap. Sekarang semuanya sudah ditutup atap sepanjang peron," ujar Candria. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com