Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pacuan Kuda Gayo Aceh untuk Merayakan Kemerdekaan RI

Kompas.com - 24/07/2023, 11:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

KOMPAS.com - Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI selalu dinanti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Ada beragam tradisi dalam merayakan HUT kemerdekaan RI, salah satunya adalah pacuan kuda tradisional Gayo, Aceh.

Rumah tradisional Suku Gayo di Takengon, Aceh DOK. Shutterstock/Usman RidwansyahShutterstock/Usman Ridwansyah Rumah tradisional Suku Gayo di Takengon, Aceh DOK. Shutterstock/Usman Ridwansyah

Tradisi pacuan kuda tradisional itu diselenggarakan oleh masyarakat Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Tradisi turun temurun ini masih dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat Gayo.

Baca juga:

Gayo merupakan sebuah kawasan dataran tinggi di Kabupaten Aceh Tengah yang beribu kota di Takengon. Kawasan ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti Negeri di Atas Awan, Dataran Tinggi Tanoh Gayo, dan Negeri Antara, seperti dikutip dari website Pemerintah Provinsi Aceh.

Penasaran dengan tradisi pacuan kuda Gayo, Aceh? Simak ulasannya berikut ini seperti dihimpun Kompas.com.

Sejarah pacuan kuda Gayo 

Antusiasme penonton menyaksikan Lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo, 17-23 Agustus 2015 dalam memeriahkan HUT ke-70 RI di Aceh Tengah, Provinsi Aceh.KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Antusiasme penonton menyaksikan Lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo, 17-23 Agustus 2015 dalam memeriahkan HUT ke-70 RI di Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

Pacuan kuda tradisional Gayo merupakan perpaduan antara ajang olah raga sekaligus budaya yang sudah digelar puluhan tahun di tanah Gayo, guna merayakan HUT kemerdekaan RI.

Pacuan kuda tradisional Gayo merupakan warisan budaya turun temurun. Sejarah pacuan kuda tradisional Gayo bermula sebelum penjajahan Belanda, seperti dikutip dari Kompas.com (8/3/2022).

Pacuan kuda tersebut merupakan pesta rakyat Gayo yang mayoritas bekerja sebagai petani. Secara tradisi, pacuan kuda itu digelar sesudah musim panen padi di area persawahan Gayo.

Baca juga:

Jadi, pacuan kuda tersebut sekaligus menjadi hiburan dan pelepas penat para petani setelah masa panen. Biasanya, pacuan kuda digelar pada Agustus setiap tahunnya, bertepatan dengan masa panen usai.

Melansir dari Tribun Gayo, pacuan kuda tradisional Gayo pertama kali diadakan pada 1850 di sisi timur Danau Laut Tawar, Kecamatan Bintang. Pacuan kuda itu digelar di atas lintasan sepanjang 1,5 kilometer.

Memasuki 1912, pemerintah kolonial Belanda mulai mengatur tradisi pacuan kuda ini dengan dipusatkan di Takengon. Kemudian, pacuan kuda tradisional Gayo menjadi ajang tahunan mulai 1930-an.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Tari tradisional Gayo.
Shutterstock/Muhammad Ridwan Harahab Tari tradisional Gayo.

Kapan pacuan kuda Gayo diselenggarakan? 

Pacuan kuda tradisional Gayo diselenggarakan pada Agustus setiap tahunnya untuk memeriahkan perayaan HUT kemerdekaan RI. Pesta rakyat tersebut digelar selama sepekan penuh.

Tahun lalu misalnya, tradisi turun temurun itu Gayo digelar selama sepekan penuh untuk merayakan HUT ke-77 kemerdekaan RI, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Setelah sebelumnya absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, pacuan kuda tradisional Gayo kembali digelar.

Selain peringatan HUT kemerdekaan RI, pacuan kuda tradisional Gayo biasanya juga diselenggarakan untuk merayakan HUT Takengon, Kabupaten Aceh Tengah yang jatuh pada Februari.

Baca juga:

Pelaksanaan pacuan kuda Gayo 

Aksi Joki dan kudanya dalam Lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo, 17-23 Agustus 2015 guna memeriahkan HUT ke-70 RI di Aceh Tengah, Provinsi Aceh.KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Aksi Joki dan kudanya dalam Lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo, 17-23 Agustus 2015 guna memeriahkan HUT ke-70 RI di Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

Kini, pacuan kuda tradisional Gayo digelar di Gelenggang Musara Alun, yang berlokasi di pusat Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dikutip dari website Pemerintah Provinsi Aceh.

Lintasan pacuan kuda cukup sederhana berbentuk melingkar dan dibatasi dengan pagar rotan. Uniknya kuda-kuda yang dipacu merupakan kuda yang juga digunakan untuk membajak sawah.

Mengutip Tribun Gayo, para joki dalam pacuan kuda tradisional Gayo ini berusia antara 10-16 tahun. Para joki tersebut, menunggang kuda tanpa pelana.

Pacuan kuda tresebut tidak hanya diikuti oleh warga Gayo, namun juga kabupaten lain di sekitarnya seperti Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Saat pesta rakayat itu berlangsung, semua masyarakat Gayo membanjiri Kota Takengon.

Warisan budaya ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo, Aceh yang menyita perhatian wisatawan dari luar daerah. Banyak wisatawan luar kota yang berkunjung untuk menyaksikan pacuan kuda tradisional Gayo, Aceh tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com