Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Beda Keraton Yogyakarta dan Solo, Berawal dari Perjanjian Jatisari

Kompas.com - 24/07/2023, 23:08 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

3. Pakaian adat

Ilustrasi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta. Iring-iringan para bregada membawa Gunungan Jaler atau Gunungan Kakung.Shutterstock/aditya_frzhm Ilustrasi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta. Iring-iringan para bregada membawa Gunungan Jaler atau Gunungan Kakung.

Perbedaan Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo selanjutnya adalah dari sisi pakaian adat. Salah satunya adalah blangkon, sebagai penutup kepala yang sarat nilai kebaikan.

Blangkon yang digunakan oleh Keraton Yogyakarta memiliki ciri khas mondolan di bagian belakang,  seperti dikutip dari laman Pemerintah Kota Solo. Penggunaan mondolan ini memiliki filosofi, yaitu masyarakat Jawa pandai menyimpan aib dan rahasia diri sendiri maupun orang lain.

Blangkon Keraton Yogyakarta biasanya menggunakan motif batik modang, blumbangan, kumitir, celengkewengen, jumputan, sido asih, sido wirasat, atau taruntum.

Sementara itu, blangkon Keraton Solo tidak menggunakan mondolan, sehingga bagian belakangnya datar dengan mengikatkan kain pucuk blangkon menjadi satu. Filosofi blangkon Keraton Solo adalah menyatukan satu tujuan dalam pemikiran yang lurus dengan dua kalimat syahadat.

Motif batik yang digunakan untuk membuat blangkon Solo, antara lain motif keprabon, motif kesatrian, motif perbawan, motif dines, serta motif tempen.

Baca juga:

4. Gamelan 

Selain pakaian adat, gamelan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo juga berbeda. Gamelan merupakan seperangkat alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh. 

Gamelan Keraton Yogyakarta memiliki ukuran lebih besar dibandingkan gamelan Keraton Solo, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kota Solo. Selain itu, ukiran gamelan Keraton Solo memiliki desain yang lebih rumit dibandingkan pahatan pada  gamelan Keraton Yogyakarta.

Perbedaan lainnya berada pada fungsi, instrumen, dan sebagainya. Meskipun berbeda, namun keduanya tetaplah warisan budaya yang harus dilestarikan. 

5. Bangunan keraton

Keraton Yogyakarta.Dok. Shutterstock/Julius Bramanto Keraton Yogyakarta.

Bangunan Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo memiliki ciri khas masing-masing.

Keraton Yogyakarta identik dengan gaya arsitektur Jawa tradisional, seperti dikutip dari Kompas.com (15/2/2022).

Sementara bangunan Keraton Surakarta sebagian besar bernuansa putih dan biru dengan arsitektur campuran Jawa-Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com