Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tradisi Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo 

Kompas.com - 11/07/2023, 22:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Keraton Surakarta atau Solo rutin menggelar kirab untuk menyambut tahun baru Jawa yang bersamaan dengan tahun baru Islam atau Hijriah. Kirab tersebut dikenal sebagai kirab malam satu Suro.

Sesuai dengan namanya, kirab malam satu Suro dilaksanakan pada malam hari tepatnya malam satu Suro dalam kalender Jawa, bersamaan dengan malam satu Muharram dalam penanggalan Islam.

Baca juga:

Tradisi kirab satu Suro ini selalu menarik perhatian masyarakat Solo dan sekitarnya. Mereka datang berbondong-bondong guna menyaksikan tradisi turun temurun tersebut.

Jika penasaran dengan kirab malam satu Suro Keraton Solo, simak ulasannya berikut ini.

Fakta tradisi kirab satu Suro Keraton Solo 

Berikut sejumlah fakta kirab satu Suro Keraton Solo yang menarik untuk diketahui, seperti dihimpun Kompas.com.

1. Tradisi ratusan tahun 

Kirab malam satu Suro merupakan tradisi turun temurun di Keraton Solo yang sudah berusia ratusan tahun. Sejarah kirab satu Suro berasal dari rutinitas Raja Pakubuwono X yang memerintah pada periode 1893 – 1939, seperti dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta.

Pakubuwono X rutin berkeliling tembok Baluwarti setiap Selasa dan Jumat kliwon, berdasarkan penanggalan Jawa. Rutinitas Pakubuwono X tersebut, kemudian berubah menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan oleh kerabat Keraton Solo hingga saat ini.

Makna kirab ini adalah masyarakat meminta keselamatan dan sarana introspeksi sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

2. Sosok kebo bule 

Kerbau bule atau kebo bule yang dikeramatkan di Keraton Kasunanan Surakarta. Shutterstock/Ricky Kurniawan Kerbau bule atau kebo bule yang dikeramatkan di Keraton Kasunanan Surakarta.

Kirab malam satu Suro Keraton Solo tidak bisa dilepaskan dari sosok kebo bule atau kerbau bule yang menjadi tokoh utama dalam ritual ini. Melansir dari laman Pemerintah Kota Solo, kebo bule tersebut bernama Kyai Slamet.

Nama itu, diambil dari salah satu pusaka berbentuk tombak milik Keraton Solo yang sering dibawa Pakubuwono X berkeliling tembok Baluwarti setiap Selasa dan Jumat kliwon. Selain membawa pusaka tersebut, kebo bule selalu mengikuti di belakang Pakubuwono X.

Baca juga:

Karena kebo bule selalu membersamai saat ritual tersebut dilakukan, maka kemudian diberi nama kebo bule Kyai Slamet, lantaran berjalan di belakang tombak Kyai Slamet.

Kebo bule tersebut adalah hadiah dari Bupati Ponorogo, Kyai Hasan Besari Tegalsari, kepada Pakubuwo II bersamaan dengan pusaka tombak Kyai Slamet. Kebu bule dianggap membawa berkah dan keselamatan dari Tuhan YME, sehingga kedatangannya selalu dinantikan warga.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com