Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Flare Tidak Boleh Dibawa ke Gunung? Ini Aturannya

Kompas.com - 08/09/2023, 16:55 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Flare berisiko sebabkan kebakaran

Lantas, apa benar flare berbahaya dan bisa menyebabkan Bukit Teletubbies di Gunung Bromo atau area gunung lainnya terbakar?

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/9/2023), flare atau suar adalah salah satu bentuk piroteknik yang menghasilkan cahaya sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan.

Awalnya flare biasa digunakan dalam kegiatan militer, misalnya saat perang. Sering juga digunakan nelayan di laut sebagai penerangan navigasi, tanda darurat, atau saat butuh pertolongan.

Namun, saat ini flare kerap digunakan untuk penerangan dan dukungan suporter sepak bola di stadion. 

Sebagai sebuah piroteknik dalam pembuatan kembang api atau petasan, artinya barang ini termasuk dalam sumber api yang berisiko jika terkena tanaman kering di gunung yang mudah terbakar. 

Baca juga:

Ilustrasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sebelumnya dilaporkan, kebakaran terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Akibat kebakaran tersebut, aktivitas wisata di kawasan Gunung Bromo ditutup sejak Rabu (6/9/2023) pukul 22.00 WIB, sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Septi mengatakan, kebakaran hutan yang terjadi sejak Rabu (6/9/2023) siang diduga dipicu oleh flare yang dibawa oleh oknum wisatawan saat melakukan sesi foto pre-wedding di sabana Bukit Teletubbies.

"Diduga letupan apinya mengenai semak-semak lalu menjalari lahan," tutur dia. 

Dalam kasus di Bukit Teletubbies, ada kemungkinan percikan api dari flare yang dibakar selama pre-wedding telah membakar rumput atau tanaman kering akibat musim kemarau di Indonesia. 

Adapun saat itu suar tidak dapat dipadamkan sampai api benar-benar mati sehingga akhirnya berisiko kebakaran.

"Saat sesi pemotretan, empat biji flare berhasil dinyalakan, sedangkan satu flare gagal. Satu flare yang gagal dinyalakan lalu meletup. Letupan itu lah yang membuat Padang Savana seluas 50 hektar terbakar," kata Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana, dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com