Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika

4. Ayam Rarang

Menu khas Mandalika yang tidak kalah menggoda lidah adalah ayam Rarang.

Hidangan ayam kampung ini terasa semakin nikmat dengan adanya bumbu sambal goreng cabai rawit dan plecing yang membuat rasanya gurih dan pedas, sehingga cocok disantap dengan nasi hangat.

Baca juga: Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN

5. Nasi balap Puyung

DOK. Kemenparekraf Kuliner populer Mandalika Nasi Balap Puyung yang disajikan dengan aneka ragam menu makanan yang menggugah selera.

Salah satu kuliner khas Mandalika yang mirip dengan nasi kucing adalah nasi balap Puyung.

Tampilan yang menarik dan beragam membuat hidangan ini ini cukup populer dan banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun turis.

Nasi balap Puyung disajikan dengan nasi putih dan beberapa menu pelengkap, seperti ayam goreng, suwiran abon, sambal, kacang kedelai goreng, kelapa parut, dan tumis sayur kacang panjang.

Baca juga: Kemenparekraf Luncurkan 74 Masjid Wonderful di Indonesia, 5 Ada di Sumbar

6. Plecing kangkung

DOK. Kemenparekraf Pelecing Kangkung khas Lombok yang kerap disajikan sebagai pelengkap menu ayam taliwang.

Tak hanya di Bali, plecing kangkung merupakan salah satu masakan populer di Lombok.

Meski memiliki nama yang sama, plecing kangkung Lombok sedikit berbeda karena berbahan utama taoge dan parutan kelapa muda dengan taburan bumbu pedas di atasnya.

Biasanya, menu ini disajikan bersama ayam Taliwang.

7. Sambal beberuk terung

Selanjutnya, Mandalika juga terkenal dengan menu sambalnya, yakni sambal beberuk terung.

Menariknya, sambal ini terbuat dari sayur-sayuran segar, seperti tomat, terong bulat, dan kacang panjang yang disiram dengan sambal cabai merah.

Sambal ini nikmat disantap bersama ayam Taliwang atau hidangan seafood.

Itulah deretan masakan khas Lombok yang bisa disantap ketika mengunjungi Mandalika. Pastikan untuk terus menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama (6M).

Baca juga: Kemenparekraf: Resesi Eropa dan Amerika Tak Pengaruhi Angka Kunjungan Wisman