JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, Indonesia menempati peringkat ke-22 dari 119 negara dalam indeks pariwisata dunia 2024.
Meski menjadi negara kedua di ASEAN, setelah Singapura, yang masuk peringkat teratas di Travel and Tourism Development Index (TTDI) ini, nyatanya masih banyak sejumlah kelemahan pariwisata Indonesia.
Menurut, M. Baiquni, Pemerhati Pariwisata dan Guru Besar Fakultas Geografi UGM, salah satu yang penting disoroti adalah environmental sustainability.
Baca juga: Kemenparekraf Dorong Penerapan MICE dengan Lingkungan Berkelanjutan
Fokus environmental sustainability berada pada peningkatan kualitas hidup manusia tanpa mengganggu ekosistem sekitarnya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Demi menghasilkan wisatawan berkualitas, Baiquni menyarankan, sebaiknya targetkan kualitas wisatawan, bukan hanya jumlah turisnya.
Baca juga: Mengenal Sustainable Tourism, Konsep Wisata dengan Memperhatikan Aspek Keberlanjutan Lingkungan
"Kami dari lapangan, melihat banyak sekali investasi wisatawan asing yang bisa berkolaborasi dengan masyarakat lokal. Sayangnya, dominasi wisata selam itu banyak sekali dikuasi oleh asing," ungkap Baiquni saat bergabung daring dalam program Weekly Brief with Sandiuno, Senin (1/7/2024).
Menurut Baiquni, penting bagi wisatawan dan penentu kebijakan pariwisata untuk memahami literasi etika kepariwisataan, demi meningkatkan kesadaran berwisata.
Etika kepariwisataan akan menjadi kompas atau arah petunjuk program pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Berbasis Sustainable Tourism di Indonesia
"Bisa dijelaskan aturan atau rambu-rambu wisata oleh pemandu sebelum datang ke destinasi wisata tersebut," kata Baiquni.
Selanjutnya, Baiquni mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangkitkan gerakan pengusaha pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Misalnya, membuat gerakan 1.000 pengusaha pariwisata Indonesia yang terdiri dari kalangan usia muda, menengah, dan matang.
Baca juga: Pengusaha Kuliner Salatiga Ikut Pelatihan Digitalisasi, Kejar Predikat Kota Gastronomi Dunia
Bisa juga melalui gerakan kepemimpinan pariwisata Indonesia dan gerakan kader muda pariwisata Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.