Mereka akan berkumpul di kompleks makam Kiai Hajar Saloko yang terletak di lembah Gunung Merapi dan Merbabu untuk menggelar doa dalam ritual nyadran. Tahlil dan doa dipanjatkan oleh puluhan orang.
Tradisi nyadran ini tumbuh turun-temurun dengan perpaduan nilai-nilai Islam dan kepercayaan lokal masyarakat setempat. Mbah Marto, warga desa setempat, mengungkapkan, nyadran adalah kesempatan untuk mengingatkan kembali hidup manusia yang dibatasi kematian.
Dalam perkembangannya, tradisi ini menjadi ruang bagi warga untuk bertemu dan berkumpul dengan membawa makanan seadanya. ”Dahulu makanan yang dibawa jajanan pasar, seperti lemper, kacang rebus, ketela, dan ingkung ayam,” cerita Mbah Marto.
Bersamaan dengan matahari yang mulai meninggi, warga meninggalkan lokasi, mengusung kembali tenong yang mereka bawa. (P Raditya Mahendra Yasa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.