Ngaben adalah upacara terakhir dan yang paling penting dari setiap kehidupan Bali. Jiwa dilepaskan sepenuhnya dari tubuh untuk naik ke surga dan akan bereinkarnasi. Tujuannya untuk mengirim jiwa almarhum untuk kehidupan selanjutnya.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali yang meninggal hanya sementara dan akan bereinkarnasi akan mendapatkan ketenangan terakhir di Moksha (pembebasan dari reinkarnasi dan siklus kematian).
Persiapan sebelum ngaben melibatkan banyak banjar (kampung) yang tentunya melibatkan banyak orang. Persiapan ini sendiri sangat menarik perhatian wisatawan. Kebetulan acara Royal Cremation ini diadakan di Puri Dalem Ubud yang letaknya di depan pasar tradisional Ubud.
Upacara yang rumit dan banyak persiapan sebelum dan setelah kremasi. Salah satunya adalah pembuatan bade dan patung Lembu sudah dimulai sejak sebulan. pembuatannya pun dibuat sangat teliti dan detail. Yang sangat menghibur pada hari H ada banyak upacara adat dan tarian yang ada sebelum acara.
1. Ngaben adalah sebuah peristiwa terbesar dan kolosal di Bali, sehingga akan sangat banyak yang akan menonton. Datanglah pada saat subuh di lokasi. Selain parkir kendaraan kita di tempat yang aman, kita bisa mencapai lokasi dengan tepat waktu, karena menjelang perayaan Ngaben, banyak jalan utama menuju Ubud yang ditutup.
2. Banyak acara dan perayaan budaya di Dalam Pura Dalem Ubud, seperti tari tarian, upacara adat lainnya persiapan dan lain lain.
3. Pakailah busana yang sopan dan formal untuk menghormati acara tersebut dan jangan lupa membawa pakaian sembahyang Bali seperti udeng atau ikat kepala. Pasalnya untuk memasuki Pura Dalem Ubud kita diharuskan memakai pakaian sembahyang.
5. Makan dan membawa minuman sangat penting untuk mengikuti acara ini, karena prosesi Ngaben biasanya dilakukan pada saat siang dan cuaca sangat terik. Dibutuhkan fisik yang kuat dan sehat untuk memotret Royal Ngaben Cremation ini.
6. Jika Menara Bade dan Patung Lembu sudah mulai diarak, usahakan posisi kita selalu di depan. Karena jika kita sudah di belakang akan sangat sulit untuk memotret dan menuju ke depan. (BARRY KUSUMA)