Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Agresivitas Datangkan Turis Tiongkok

Kompas.com - 11/10/2014, 11:18 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com– Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Soegeng Rahardjo mengatakan bahwa target mendatangkan wisatawan asal Tiongkok tak akan berhasil tanpa agresivitas dari berbagai pihak.

“Kita sudah lihat, kunjungan wisatawan asal Tiongkok meningkat terus tiap tahunnya, ini harus dijaga dan harus bisa ditingkatkan. Caranya dengan terus berpromosi. Saat ini kami selaku Duta Besar di sana, selalu melayani dan menyebarkan informasi mengenai Indonesia pada warga Tiongkok,” ungkapnya ditemui di Jakarta, Senin (9/10/2014).

Beberapa acara besar seperti travel fair sudah sering diadakan di sana. “Antusiasme masyarakatnya tinggi untuk mengetahui Indonesia, bahkan saat ini saya sendiri melayani mereka yang butuh informasi tentang Indonesia. Saya sampai sengaja buat akun-akun di sosial media seperti WeChat dan Weibo agar memudahkan mereka yang mau bertanya,” tambahnya lagi.

Sebagai upaya turut memudahkan kedatangan wisatawan asal Tiongkok, Garuda Indonesia juga turut andil dengan bekerja sama dengan beberapa agen perjalanan di sana. “Di Tiongkok, ada lebih dari 200 agen perjalanan yang sudah bekerja sama, Antusiasmenya saat ini bagus, tentunya kita terus maintenance banyak program agar perjalanan ke Indonesia selalu dapat kesan menarik,” sambung Vice President China Region, I Wayan Subagia.

KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Penumpang berada di area tunggu Beijing South Railway Station, Senin (25/3/2013). Stasiun kereta api terbesar ini dibangun selama 3 tahun dan selesai 2008. Stasiun memiliki luas 32 hektare dengan ruang tunggu seluas 251.000 meter persegi yang dapat menampung 10.000 orang. Langit-langit kaca dilengkapi dengan 3.246 panel surya untuk menghasilkan listrik.

Indonesia memang potensial untuk dikunjungi, apalagi menurut Soegeng, ada dua kota di Indonesia yang memiliki hubungan sejarah dengan Tiongkok. “Bandung dan Semarang menjadi dua kota yang memiliki pengaruh sejarah untuk Tiongkok di mana di Bandung 60 tahun lalu telah diadakan Konferensi Asia Afrika. Saat itu pertama kalinya pimpinan Tiongkok datang menginjakkan kaki di Indonesia. Kabar baiknya, Apri 2015 Wali Kota Bandung mengadakan Minggu Tiongkok untuk memperingati hal tersebut. Semarang juga,  di sana ada petilasan peninggalan sejarah dari Laksamana Cheng Ho. Wisata sejarah saya rasa bisa menjadi peluang kunjungan wisatawan asal Tiongkok," papar Soegeng.

Minggu Tiongkok di Bandung yang akan dilakukan di Bandung 2015, menurut Soegeng, berisi pameran budaya dan kuliner asal Tiongkok. Diharapkan hal ini juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia.  “Memang diperlukan sekali agresivitas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok,” tambah Soegeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com