Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Pendakian Selatan Merapi Jadi Wisata "Trekking"

Kompas.com - 07/01/2015, 11:16 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com - Taman Nasional Gunung Merapi akan menjadikan jalur pendakian melalui selatan gunung dari Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditutup sejak 2006, untuk wisata trekking.

"Jalur pendakian Gunung Merapi melalui selatan kondisinya masih berbahaya pascaerupsi 2006 dan 2010, untuk itu jalur pendakian akan lebih diarahkan sebagai jalur wisata trekking," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Asep Nia Kurnia di Sleman, Minggu (4/1/2015).

Menurut dia, pihaknya saat ini telah memasukkan rencana jalur wisata terekking tersebut ke dalam rencana strategis apa yang akan dicapai selama lima tahun ke depan, yang dimulai pada 2015.

"Rencana dan strategi program lima tahun sedang kami susun, dan kami akan memasukkan rencana untuk membuka jalur pendakian dari sisi selatan untuk wisata trekking," katanya.

Ia mengatakan, nantinya jalur yang akan dibuka itu melewati Sungai Kuning, kemudian juga melewati Watu Kemloso. Hamparan batu yang bentuknya unik, bekas terkena awan panas saat terjadinya erupsi.

"Jalur trekking ini akan menarik bagi wisatawan, terutama turis mancanegara. Membuka jalur trekking termasuk salah satu program untuk meningkatkan wisata alam di wilayah TNGM. Selain itu juga pemberdayaan masyarakat sekitar pastinya akan berpengaruh. Tiga konsentrasi kita selama ini adalah, wisata alam, pemberdayaan masyarakat, serta pemulihan ekosistem," katanya.

Asep mengatakan, jalur pendakian Merapi dari wilayah selatan juga masih berpotensi untuk dibuka. Namun, masih menunggu ekosistem alam di sekitarnya pulih kembali.

"Jalur pendakian Merapi dari selatan saat ini masih berbahaya. Pendakian hanya sampai pos dua saja. Medan tersebut, banyak titik jurang. Terlebih, tumbuhan yang hidup di sekitarnya juga masih semak-semak. Jika salah injak semak-semak, bisa saja itu jurang. Tunggu nanti sampai banyak pepohonan yang tumbuh. Juga agar tanah tidak labil," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan ekosistem setelah melewati pos dua tersebut kembali pulih setelah ditutup karena erupsi 2006.

"Disarankan jika ingin melakukan pendakian, masyarakat umum melalui jalur dari Selo, Boyolali saja. Sudah sejak 2006, kami mengikuti skenario Merapi saja," katanya.

Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengatakan jalur Merapi di wilayah selatan hanya direkomendasi sampai pos dua.

"Namun jika memang ada wisatawan yang ingin menginap, dan sudah mengantongi izin diperbolehkan. Karena di sana, jaraknya lebih dua kilometer dari puncak. Berbeda dengan pendakian yang melewati Selo yang hanya boleh sampai Pasar Bubar, dan tak boleh menginap. Selain radius berbahaya, juga agar tidak mengganggu alat pendeteksi aktivitas Merapi yang kami pasang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com