Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dieng Butuh Keselarasan Alam dan Manusia

Kompas.com - 03/08/2015, 15:43 WIB
BANJARNEGARA, KOMPAS - Kerusakan alam di Dataran Tinggi Dieng dapat menurunkan minat wisatawan berkunjung ke salah satu destinasi wisata alam dan budaya andalan Jawa Tengah itu. Keselarasan antara manusia dan alam menjadi hal penting agar kekayaan budaya dan tradisi di Dieng dapat terus dilestarikan.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Sabtu (1/8/2015), di sela-sela penyelenggaraan Festival Budaya Dieng Ke-6 di kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Festival itu digelar dari Jumat hingga Minggu (2/8/2015) dengan tema ”Culture for Harmony”.

”Kawasan Dieng memiliki panorama yang indah, berikut ragam fenomena alam telaga dan kawah vulkanik yang bertebaran di sekitar Dataran Tinggi Dieng. Keindahan alam ini seperti surga yang tersembunyi di bumi Jawa. Semuanya harus dijaga jika ingin tempat ini selalu menarik bagi wisatawan,” katanya.

Kompas/Lucky Pransiska Petani memanen kentang di sekitar Candi Setiyaki di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (27/12). Masuknya kentang Impor dari China menghimpit petani kentang lokal dari dataran tinggi Dieng untuk memperebutkan pasar.
Salah satu penyebab degradasi lahan adalah penanaman kentang yang tidak sesuai kaidah konservasi. Selain tak menanam pohon penguat di sekitar lahannya, petani kentang juga mulai memanfaatkan tanah dengan kemiringan hingga 50 persen. Penggunaan pestisida dan kotoran hewan secara berlebihan juga memperparah erosi.

Kerusakan kawasan di Dataran Tinggi Dieng akibat penebangan hutan untuk lahan kentang. Tanah yang tergerus erosi di Dieng lebih dari 180 ton per hektar per tahun. Dengan luas lahan 55.000 hektar, erosi tanah mencapai 9,9 juta ton per tahun.

Menurut Kabul Budiyono, anggota Kelompok Tani Dieng Perkasa yang giat mengampanyekan penanaman ramah lingkungan, sudah sejak 10 tahun terakhir volume air di Telaga Merdada selalu surut drastis setiap musim kemarau. Padahal, sebelumnya telaga itu tak pernah mengering.

Menurut dia, di sekitar Telaga Merdada pada medio 1980-an banyak pohon kayu yang jadi resapan air. Saat ini, semuanya jadi lahan kentang. ”Wajar kalau Dieng jadi langganan longsor dan daerah di bawahnya, seperti Wonosobo yang sering dilanda banjir,” katanya.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Festival Budaya Dieng, di kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (31/7/2015). Festival Budaya Dieng ke-6 diselenggarakan 31 Juli-2 Agustus 2015 dengan mengangkat tema 'Culture for Harmony'.
Menata Dieng

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dirinya ingin menata kembali kawasan Dieng. ”Kawasan Dieng harus dihijaukan kembali. Mungkin butuh dana Rp 100 miliar,” katanya.

Ia mengatakan, infrastruktur Dieng akan dibenahi agar bisa dijual kepada wisatawan mancanegara. Ganjar berharap petani kentang mengurangi penggunaan bukit yang mulai gundul.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan, Dieng memiliki warisan kebudayaan yang tinggi. Peninggalan sejarah berupa ragam candi berikut artefak yang ada menunjukkan Dieng pada masa lalu adalah pusat peradaban kebudayaan.

Sebagai pusat peradaban masa lalu, leluhur Dieng meninggalkan warisan kebudayaan berikut nilai yang dibangun sebagai aturan tatanan kehidupan. ”Warisan leluhur tidak akan bermakna jika generasi penerus tak bisa menjaga dan merawatnya,” ujar Alif. (gre)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com