Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Alam Bongo, Negeri dari Serpihan Mimpi

Kompas.com - 03/02/2016, 15:23 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Bongo adalah keajaiban perubahan sebuah desa terpencil, wilayah miskin terisolir menjadi desa mandiri yang mempesona. Desa ini diapit sebuah bukit karst besar yang biasa disebut gunung tidur dan hamparan Teluk Tomini yang membiru.

Akses ke Desa Bongo tidak sulit semenjak ada perbaikan jalan beraspal yang meliuk-liuk di antara punggung perbukitan kapur dan liukan pantai.

Bisa ditempuh dalam waktu 20 menit dari pusat Kota Gorontalo dengan berbagai sarana kendaraan, atau yang suka tantangan bisa menggunakan perahu masyarakat sambil memandang tubuh molek Gorontalo dari arah laut Tomini.

Bongo adalah desa yang genit, yang selalu bersolek untuk mempercantik dirinya.

Selain alam yang indah, di sini masyarakat menawarkan keindahan tradisi tua dalam bentuk upacara Walima yang dilaksanakan setiap Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seluruh masyarakat mengarak kue kolombengi ke masjid dan dibagi kepada yang hadir. Ini peristiwa unik yang selalu dinanti ribuan pengunjung setiap tahunnya.

Kesehariannya, Bongo adalah desa kecil yang selalu ditimbang angin laut. Memiliki udara segar sepanjang tahun tanpa ada hiruk pikuk kehidupan kota. Pesona perbukitannya berpayung langit biru dengan pohon-pohon kelapa yang menjulang.

“Di sini juga ada wombohe (pondok) khas Bongo dengan kolam renang yang jernih, masyarakat bisa bersenang-senang tanpa dipungut biaya,” kata Hasan Rahim, warga Bongo yang ramah.

Wombohe ini menjadi tempat berteduh wisatawan. Bentuknya unik dan fungsinya maksimal, di bagian bawah memiliki ruang terbuka yang digunakan untuk bercengkerama sambil menikmati udara segar, sementara bagian atasnya dapat digunakan untuk beristirahat.

KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Kolam jernih yang mengelilingi Masjid Walima Emas di Gorontalo, tepat di atas puncak bukit kapur. Laut di belakang adalah Teluk Tomini yang biru
Fosil-fosil kayu berusia jutaan tahun juga bisa disaksikan di Bongo. Fosil ini adalah guratan perjalanan alam Gorontalo. Pengunjung bisa melihat langsung ribuan fosil dan menyerap informasi tentang benda ini. Sebab ada papan penjelasan yang menerangkan proses terjadinya fosil di Gorontalo.

“Awalnya desa kami gersang, masyarakatnya hanya bermata pencarian sebagai nelayan, kalau ada kebun biasanya ditanami kelapa. Sisanya perbukitan kapur yang ditumbuhi semak,” kata Hasan Rahim.

Kini Bongo memiliki daya tarik sendiri. Sumur tua dibersihkan kembali, di sini setiap kelahiran calon Olongia dimandikan, tradisi ratusan tahun yang silam. Pada sumur ini juga diketahui posisi permukaan air laut.

Pada bagian lain, bekas pertahanan bawah tanah masa lalu telah disulap menjadi musholla yang dindingnya digantungi informasi kekayaan budaya tanah Gorontalo.

Äda 2 kamar dengan udara berpendingin yang disediakan bagi tamu yang menginap.

“Kami berupaya semaksimal mungkin menyambut tamu dengan keramahan khas Bongo  dan ucapan salam,” jelas Hasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com