Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Icip-icip Sego Cawuk di Festival Kuliner Banyuwangi

Kompas.com - 11/04/2016, 15:03 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pada rangkaian Banyuwangi Festival 2016 terdapat festival yang mengangkat kuliner khas Banyuwangi yaitu Festival Sego Cawuk yang diselenggarakan Sabtu (9/4/2016).

Ratusan perserta dari berbagai kalangan masyarakat memenuhi sekitaran Taman Blambangan menyajikan kuliner yang dijadikan menu sarapan masyarakat Banyuwangi.

Samsudin, salah satu juri kepada KompasTravel menjelaskan ada tiga penilaian yang menjadi patokan yaitu cita rasa, kreativitas serta kebersihan.

(BACA: Kisah Samitang, Pernah Jual Sego Cawuk Seharga Serupiah...)

Ia menjelaskan salah satu rasa yang kuat pada sego cawuk adalah rasa gurih dan manis yang membedakan dengan kuliner Banyuwangi lainnya. "Berbeda dengan sego tempong yang lebih kuat di rasa pedas sambalnya," ungkap Samsudin.

Sementara itu, Mukinah salah satu penjual sego cawuk di wilayah Kelurahan Kertosari dan juga peserta festival kepada KompasTravel menjelaskan dalam satu porsi sego cawuk terdapat berbagai macam jenis lauk pauk.

Antara lain yang wajib adalah parutan kelapa muda yang campur air kelapa dan cacahan timur serta serutan jagung muda yang dibakar. "Kalau parutan kelapa ini namanya gecok, Kalau dicampur dengan teri kecil kecil namanya gecok teri," kata Mukinah.

Agar lebih nikmat biasanya nasi tersebut disiram dengan kuah pindang khas Banyuwangi serta ditambahkan dengan daun semanggi yang direbus dilengkapi sambal serai ataupun sambal kemiri.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Berbagai macam lauk pauk dalam satu porsi sego cawuk Banyuwangi, Minggu (10/4/2016).
Mukinah yang sudah 10 tahun berjualan sego cawuk menjelaskan cara membuat kuah pindang khas Banyuwangi yaitu dengan memanaskan gula pasir hingga menjadi caramel lalu dicampur dengan air dan dibiarkan mendidih.

Setelah itu dicampurkan rempah laos dan asam wadung. Terakhir adalah memasukkan ikan laut ke dalam kuah dan dibiarkan hingga matang

"Rasa asam pindangnya dari wadung. Saya sengaja pakai wadung agar kuahnya tetap bening. Beda kalau pakai asam jawa kuahnya jadi keruh. Untuk ikan biasanya saya pakai teri karena rasanya lebih gurih dibandingkan ikan lainnya," jelas Mukinah.

Untuk lauk, para pembeli bisa memilih sendiri mulai dari pepes ikan laut, telur pindang dan tahu serta dilengkapi dengan kerupuk bawang. Untuk satu porsi sego cawuk, Mukinah menjual Rp 8.000 dan dalam satu hari bisa menghabiskan sampai 20 kilogram beras.

Menurut perempuan kelahiran 1973 tersebut tidak banyak penjual sego cawuk di Banyuwangi karena banyaknya jenis makanan yang harus dimasak dalam satu porsi sego cawuk.

Mukinah mengaku mulai memasak sejak jam 2 dini hari dan mulai berjualan jam 6 pagi. "Biasanya yang beli mereka yang berangkat sekolah atau berangkat kerja. Murah kenyang dan sehat karena di sego cawuk nggak ada yang digoreng-goreng," ujarnya.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan Festival Sego Cawuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan khas Banyuwangi.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Kuah pindang yang menjadi salah satu pelengkap Sego Cawuk Banyuwangi.
"Kalau rasanya enak, sajiannya menarik, tempat jualannya bersih pasti akan banyak wisatawan akan mencoba dan nilai sego cawuk yang menjadi menu sarapan akan semakin meningkat," kata Bupati Anas.

Selain itu, Bupati Anas menambahkan ragam acara yang digelar Banyuwangi merupakan cara pemkab untuk merubah image daerah.

“Dulu kami hanya sebagai tempat transit. Kini kunjungan wisatawan meningkat, bukan lagi hanya numpang ke toilet seperti beberapa tahun lalu. Caranya adalah menggelar beragam event, salah satunya festival kuliner ini,” tambah Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com