Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Topa, Permandian yang Menyatu dengan Alam

Kompas.com - 13/08/2016, 15:04 WIB
Defriatno Neke

Penulis

ANGIN semilir yang berhembus agak kencang menggoyangkan daun pohon kelapa. Daun pohon kelapa bergerak tak menentu seperti melambai ini menimbulkan suara nyanyian alam.

Pohon kelapa terlihat berjejer rapi di sepanjang jalan menuju Kali Topa, yang berada di Dusun Topa, Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Kali Topa merupakan mata air tawar yang bermuara langsung ke arah pantai.

Dahulu Kali Topa sering digunakan warga untuk menjadi area permandian. Hingga sekarang Kali Topa ini masih digunakan sebagian warga untuk mandi dan juga mencuci pakaian.

“Dulu banyak orang-orang di desa kalau mandi di Kali Topa. Tempat mandinya di bagi untuk wanita dan pria,” kata seorang warga Desa Wabula, Mega (23), Sabtu (13/8/2016).

Air Kali Topa sangat jernih, sehingga dasar dari Kali Topa terlihat dengan jelas. Permandian Kali Topa dikelilingi dengan batu karang dan di atasnya ditumbuhi pepohonan yang rindang, sehingga udaranya sangat sejuk.

KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Beberapa warga desa wabula sedang mencuci pakaian di kali topa wabula
Saat ini permandian Kali Topa menjadi permandian favorit dan salah satu andalan pariwisata yang ada di Desa Wabula. Permandian Kali Topa sudah banyak dikenal seantero Kabupaten Buton dan Kota Baubau.

“Banyak juga pengunjung yang datang berekreasi di Kali Topa ini. Ada juga yang datang dari kota lainnya datang mandi di Kali Topa ini,” ujarnya.

Sementara itu, terlihat beberapa orang sedang mandi dengan anak kecil sambil berteriak kegirangan menepuk tangannya di atas air Kali Topa yang jernih. Seorang pengunjung, Agus, mengaku sangat menikmati permandian Kali Topa tersebut.

“Kita mandi di sini seperti menyatu dengan alam, karena banyak pepohonan yang rindang disertai dengan suara gesekan daun pohon kelapa. Ada bagian sana kalau kita mandi seperti mandi private karena di kelilingi batu-batu karang, sehingga tidak dilihat banyak orang,” ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com