SURABAYA, KOMPAS - Kapal pesiar yang mengunjungi Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, terus berkurang setiap tahun. Kondisi itu dipicu, antara lain, keterbatasan destinasi wisata di Surabaya dan sekitarnya serta adanya terorisme di Indonesia.
Berdasarkan data PT Pelabuhan Indonesia III (PT Pelindo III), kapal pesiar yang akan sandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada 2016 berjumlah empat kapal, tetapi yang terealisasi baru dua kapal. Padahal, tahun 2014 ada 11 kapal yang sandar dengan 8.036 penumpang. Pada 2015, hanya empat kapal yang datang dengan 2.334 penumpang.
(BACA: Wisata dengan Kapal Pesiar Ternyata Menguntungkan, Ini Alasannya...)
Kapal pesiar MS Volendam berbendera Belanda yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (14/11/2016) siang, merupakan kapal pesiar kedua yang sandar di Surabaya pada 2016.
”Dari empat kapal yang seharusnya datang ke Surabaya tahun ini, satu kapal batal dan satu kapal lagi baru datang akhir Desember,” kata Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto, Senin, di Surabaya.
Menurut Edi, pengelola kapal pesiar sangat sensitif terhadap isu keamanan. Meski teror terjadi di Jakarta, tetapi kunjungan ke Surabaya tetap dibatalkan.
Hal ini berbeda dengan Bali atau Jawa Tengah yang memiliki banyak pilihan tempat wisata menarik. Di Pelabuhan Benoa, Bali, jumlah kunjungan kapal pesiar meningkat dari 49 kapal pada 2014 menjadi 58 kapal pada 2015. Pada semester I-2016, kunjungan kapal pesiar sebanyak 25 kapal.
Kedatangan kapal pesiar di Jawa Tengah, lanjut Edi, relatif tinggi karena ada Candi Borobudur. Pada 2014, kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, 25 kapal, lalu hanya 19 kapal tahun 2015.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati menyebutkan, suguhan wisata utama yang bisa ditonjolkan di Surabaya adalah wisata sejarah.
”Banyak turis kapal pesiar itu datang dari Belanda. Mereka khusus ke Surabaya untuk bernostalgia karena banyak peninggalan kolonial,” katanya.
Kemarin, dari 1.067 penumpang kapal MS Volendam, 108 orang mengikuti paket wisata keliling Surabaya. Mereka melihat Patung Djoko Dolog, Balai Kota Surabaya, Monumen Kapal Selam, Pasar Bunga Kayoon, dan House of Sampoerna yang ada museum kretek.
”Saya suka melihat atraksi budaya. Seharusnya itu yang kami lihat di setiap tempat yang kami kunjungi,” ujar Kimberly, turis asal Kanada.
Terry Banton, turis asal Perth, Australia, mengatakan tak mengkhawatirkan masalah keamanan.
”Terorisme ada di banyak negara, tidak hanya Indonesia. Contohnya, Bali tetap diminati wisatawan. Jadi, ancaman seperti terorisme tak akan menghentikan saya ke Surabaya,” ujarnya. (DEN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 November 2016, di halaman 23 dengan judul "Kapal Pesiar Berkurang".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.