Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tana Toraja, Batang Pohon Pisang Pun Jadi Menu Santapan Lezat

Kompas.com - 28/11/2016, 13:29 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
- Tahukah Anda, batang pohon pisang bisa "disulap" menjadi hidangan yang lezat? Di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, bagian tanaman itu sudah lama dimanfaatkan penduduk untuk membuat Pa'Piong, yaitu salah satu resep makanan tradisional.

Namun, tak sembarang batang pohon pisang yang bisa dipakai sebagai bahan makanan tersebut. Pa'Piong dibuat hanya menggunakan batang dari tanaman pisang yang masih muda.

"Batang muda memberikan rasa dan aroma yang khas. Seratnya pun halus. Jadi, (bumbu) lebih mudah terserap sehingga nanti rasanya lebih enak," papar Margareth Rinti, seorang warga Desa Lea, Makele, kepada Kompas.com, Minggu (27/11/2016).

Margareth melanjutkan, batang pohon pisang itu kemudian diolah bersama daging ayam bakar setengah matang dan parutan kelapa. Ketiga bahan tersebut lalu dicampur bumbu racikan setempat.

"Bumbu terdiri dari bawang merah dan bawang putih yang ditumbuk halus, serta diberi garam secukupnya. Setelah itu, dicampur irisan jahe, serai, daun bawang, dan cabai," ujar Margareth.

Selidik punya selidik, tak cuma penggunaan batang pisang saja yang unik. Cara memasak Pa'Piong pun unik.

KOMPAS.com/Mikhael Gewati Bahan bumbu Pa Pion terdiri dari beragam rempah, yaitu daun bawang, kelapa parut, cabai, garam, bawang merah, bawang putih, serai, dan jahe.

Untuk memasaknya, daging ayam, kelapa, dan batang pohon pisang yang sudah tercampur bumbu dimasukkan ke dalam seruas bambu. Setelah bambu terisi penuh, ujungnya ditutup daun pisang.

"Bambu lalu dibakar di atas bara api sampai ujung bambu mengeluarkan air yang berarti tanda sudah matang " terang Margareth.

Variasi penyajian

Pa'Piong biasa disajikan saat acara-acara besar di Tana Toraja. Selain menggunakan batang pohon pisang, menu itu juga memiliki beragam varian lainnya.

"Pa'Piong yang satu lagi diolah bersama daun mayana. Cara buatnya sama dengan Pa'Piong batang pisang, " kata Margareth.

KOMPAS.com/Mikhael Gewati Variasi sajian Pa Pion dari daun mayana.

Margareth menjelaskan, daging ayam pada Pa'Piong bisa diganti daging babi. Penggunaan dua daging itu pun punya arti dan tujuan berbeda.

"Ayam di kami melambangkan sukacita. Jadi, Pa'Piong daging ayam hanya di makan saat acara syukuran atau Rambu Tuku," papar Margareth.

Adapun daging babi, lanjut Margareth, dipakai saat acara Rambu Solo' atau kematian. Untuk jenis ini, sajian lebih cocok dikombinasikan dengan daun mayana.

Soal rasa, makanan tersebut dominan terasa asin dan pedas di lidah. Ketika dikunyah, Pa'Piong memberikan sensasi renyah dan gurih. Adapun daging di dalam racikan menu itu berasa begitu empuk ketika digigit.

Penasaran? Siap-siap ketagihan....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com