Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagelen Bekatul hingga Cake Salak, Kreasi Oleh-oleh Nusantara

Kompas.com - 15/12/2016, 15:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kreasi penganan oleh-oleh Indonesia kini bertambah. Bagelen Bekatul, Cake Salak, serta aneka kue dari biji-bijian dan kacang-kacangan turut meramaikan dunia kuliner, khususnya dalam segmen oleh-oleh.

Bagelen Bekatul adalah penganan yang terbuat dari terigu, bekatul beras merah, fruktosa, Blue Band Margarine, ragi, telur, dan garam. Rasa Bagelen Bekatul yang ditawarkan adalah orisinal, garlic atau bawang putih, cokelat, keju, dan pizza.

"Selama ini orang pikir bekatul adalah limbah beras dan dianggap sebagai makanan ternak. Padahal bekatul itu kaya serat dan vitamin," kata CEO Super Roti, Ismi, dalam acara Konferensi Pers Blue Band Master Oleh-Oleh di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Super Roti adalah unit usaha kuliner yang menjadi pemenang pertama kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh. Super Roti adalah industri oleh-oleh yang berasal dari Jawa Tengah.

BACA JUGA: Ini Bedanya Lapis Legit Olahan Belanda dengan Lapis Legit Peranakan Tionghoa

Beralih ke Cake Salak Kilo. Ini adalah penganan oleh-oleh asal Kalimantan Timur. Cake Salak Kilo sendiri diolah dari buah salak lokal Balikpapan-Samarinda yang tersohor di perbatasan. Selain itu ada Nutsafir Cookies, produsen aneka kue yang terbuat dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Nutsafir Cookies berasal dari Nusa Tenggara Barat.

Managing Director Unilever Food Solutions Thomas Agus Pamudji mengatakan, kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh adalah salah satu cara menginspirasi keanekaragaman daerah melalui kreasi oleh-oleh. Ini juga menjadi ajang menyalurkan kreativitas para pegiat industri kuliner.

"Kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh kami luncurkan sekitar tiga bulan yang lalu, pada September awal. Penutupan terakhir bulan Oktober kami terima lebih sampai 3.600 dari 34 provinsi di Indonesia. Konsep oleh-oleh memang Indonesia sekali. Pesertanya terlihat banyak," kata Thomas dalam sambutannya pada kesempatan yang sama.

BACA JUGA: Apa Keistimewaan Lapis Legit Seharga Rp 900.000 Ini?

President of Indonesia Pastery Alliance, Rahmat Kusnaedi, selalu Ketua Dewan Juri Blue Band Master Oleh-Oleh, mengatakan, poin penilaian pada kompetisi ini adalah rasa dan rupa makanan. Selain itu, ia menyebutkan, segi legalitas makanan juga berperan penting dalam proses penilaian.

"Legalitas harus tercatat di LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika). Ketika jadi oleh-oleh besar, akan bisa dibawa ke mana-mana," ujar Rahmat.

Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata, Oneng Setya Harini, menjelaskan, dalam dunia pariwisata, biasanya wisatawan menghabiskan 40 persen dari total biaya liburan untuk makan. Kemudian, 95 persen wisatawan Nusantara pasti membawa oleh-oleh setelah liburan.

"Kami mengharapkan industri bakery untuk meningkatkan produknya agar bisa bersaing," ujar Oneng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com