Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramen Kering, Seperti Apa Rasanya?

Kompas.com - 11/02/2017, 10:09 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramen kering seakan menyalahi aturan. Bagaimana bisa ramen dimasak kering, mengingat kekuatan pada semangkuk ramen terletak pada kuahnya? 

Para koki di Jepang berlomba-lomba membuat kuah ramen yang paling "nendang", paling gurih, dengan cita rasa kaldu yang kental. Di Jepang sendiri, olahan mie yang biasa dibuat kering adalah Abura Soba. Masakan ini sudah ada sejak 1950-an di Distrik Kitatama, Tokyo.

Mie soba yang berukuran besar dibalut saus shouyu kemudian diberi beragam topping seperti daging dan rumput laut kering. Penikmat Abura Soba tak akan mendapatkan kenikmatan kuah, melainkan mie yang lembab karena shouyu dan bumbu lainnya. 

BACA JUGA: Yang Lagi Hits di New York, Ice Cream Ramen!

Namun, restoran Tokyo Belly di Jakarta berani mengeluarkan produk unik yaitu Abura Ramen alias ramen kering. Abura Ramen adalah ramen yang dimasak menggunakan truffle oil, minyak yang berasal dari ekstrak jamur truffle nan wangi.

"Truffle oil menjadikan mie lembab dan lembut. Aromanya pun lebih tercium," tutur Melany Sugiarti, Assistant Brand Manager Tokyo Belly di Grand Indonesia, Kamis (9/2/2017).

TOKYO BELLY Grilled Chicken Abura Ramen

KompasTravel mencicipi empat varian Abura Ramen di gerai Tokyo Belly Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Pertama adalah Black Pepper Abura Ramen dengan irisan daging sapi dan tempura bawang bombay. Selanjutnya adalah Bulgogi Beef Abura Ramen dengan irisan daging sapi rendam bumbu dan jamur shimeji.

Varian ketiga yaitu Grilled Chicken Abura Ramen dengan daging ayam panggang bumbu nan gurih. Keempat, ada Seafood Curry Abura Ramen yang mengombinasikan udang, cumi, kerang, dan scallop dengan kuah kari khas Tokyo Belly.

BACA JUGA: Rasakan Sensasi Ramen Nyonyor Banyuwangi

Pengunjung bisa memilih satu dari empat pilihan mie homemade di Tokyo Belly: tipis dan keriting, merah dan pedas, tipis dan ramping, juga charcoal (arang).

"Abura Ramen ini sudah dimasukkan dalam Grand Menu sekitar satu bulan lalu. Sejauh ini, Grilled Chicken Abura Ramen menjadi produk favorit," tutur Melany.

 Satu per satu Abura Ramen terhidang depan mata. Ramen kering ini disajikan di hot stone bowl alias mangkuk batu panas, sehingga menjaga mie agar tidak kering.

"Cara makannya seperti bibimbap, diaduk menjadi satu," tutur Assistant Group Marketing Manager Ismaya, Anandyah Dinakamarani pada kesempatan yang sama.

TOKYO BELLY Melon Kakigori

Black Pepper Abura Ramen memiliki cita rasa sedikit pedas akibat saus lada hitam yang membalut irisan daging sapi. Irisan kani (bakso kepiting) menambah gurih masakan ini. Sementara itu, Seafood Curry Abura Ramen adalah varian yang paling "basah" karena kuah karinya yang kental dan gurih.

Grilled Chicken Abura Ramen memang menjadi favorit. Ayam fillet berbalut tepung dan saus khusus terasa sangat empuk, selaras dengan gurihnya potongan rumput laut kering. Tamago alias telur rebus juga menjadi topping hidangan ini.

BACA JUGA: Ramen Jepang, Seruput Kuahnya Dulu, Baru Santap Mi-nya

Harmonis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Abura Ramen dari Tokyo Belly. Mie berbalut truffle oil yang wangi dicampur aneka topping memberikan sensasi berbeda saat menyantap ramen.

Untuk mencoba Abura Ramen di Tokyo Belly, Anda cukup merogoh kocek Rp 58.000 untuk semua varian. Tak hanya Abura Ramen, Tokyo Belly juga mengeluarkan dessert berupa kakigori atau es serut khas Jepang. 

Kakigori yang disajikan adalah Melon Kakigori. Menggunakan setengah buah melon sebagai mangkuknya, makanan penutup ini dipenuhi potongan buah-buahan, es serut rasa melon, dan es krim vanila. Segarnya Melon Kakigori bisa dinikmati untuk sharing alias beramai-ramai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

BrandzView
Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Travel Update
Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Travel Update
Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com