Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Cabai, "Si Pedas" Kesukaan Orang Indonesia

Kompas.com - 02/03/2017, 10:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai bisa jadi salah satu tanaman paling penting di Indonesia. Saking pentingnya, harga cabai bahkan dapat memengaruhi tingkat inflasi. Namun, tak banyak yang tahu, "si pedas" pendamping lauk makan orang Indonesia ini memiliki asal-usul dan perjalanan yang panjang untuk sampai ke Tanah Air.

"Cabai itu kira-kira ditemukan sejak 9.000 tahun lalu, sudah lama sekali. Dianggap asalnya dari Peru atau Meksiko. Menyebar ke Eropa kemudian ke Hindia, dan kembali lagi ke Eropa," kata Bapak Teknologi Pangan Indonesia, FG Winarno, saat ditemui KompasTravel, Rabu (1/3/2017).

BACA: 7 Sambal Pedas dari Berbagai Negara

Penjelajah asal Italia, Kristoforus Kolumbus, disebutkan Winarno adalah orang yang membawa cabai ke Eropa pada akhir abad ke-15.

"Kemudian Eropa diserang kerajaan Ottoman pada abad ke-16. Jadi cabai banyak berkembang di Hungaria. Orang Hungaria menggangap kalau cabai itu berasal dari negaranya, padahal sebenarnya dari Meksiko," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Codex Alimentarius Commission (komisi yang mengatur standar pangan di dunia) tersebut.

Di kampung halaman cabai, Meksiko, jumlah tanaman dengan genus Capsicum ini diperkirakan melebihi 100 jenis. Meski demikian, menurut Winarno, hanya ada 12 jenis cabai yang paling terkenal di Meksiko.

"Prinsipnya cabai itu dibagi menjadi dua, cabai pedas dan cabai manis," kata Winarno.

BACA: Ini 12 Cabai Paling Pedas di Dunia

Cabai berukuran kecil, kata Winarno, umumnya memiliki rasa lebih pedas ketimbang cabai berukuran besar.

Ukuran kepedasan cabai sendiri dinyatakan dalam satuan satuan Scoville Heat Unit (SHU). Di dunia perdagangan internasional, ukuran minimal kepedasan cabai adalah 480.000 SHU. Di bawah ukuran tersebut, cabai digolongkan dengan cita rasa manis, bukan pedas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com