Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus Batas dan Sekat, Ratusan "Sukerta" Ikuti Ruwatan Massal

Kompas.com - 24/04/2017, 18:36 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Alunan gending Jawa dan kidung-kidung Jawa mengawali prosesi ruwatan massal yang berlangsung di Pendopo Notobratan di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Minggu (23/4/2017).

Berbusana serba putih, ratusan peserta ruwatan (Sukerta) dikirab menuju sendang pangruwatan untuk mengikuti prosesi siraman.

Kemudian, satu persatu 'Sukerta' ini dipotong rambut dan kukunya. Ritual ini merupakan simbol hilangnya aura jahat yang menempel di tubuh para 'Sukerta'.

Sebelumnya, para 'Sukerta' yang berasal dari berbagai daerah ini mengikuti prosesi 'Siweran' yakni peserta ruwatan disebari beras kuning dan diikat dengan tali lawe yang tujuannya untuk menyatukan 'Sukerta' agar tidak diganggu oleh mahluk jahat.

(BACA: Nasi Kropokhan, Kuliner Raja Demak yang Terlupakan)

Setelah 'Siweran', menyaksikan pergelaran wayang kulit dengan lakon Murwa Kala, yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Batara Kala yang suka memakan anak manusia khususnya 'Sukerta', sampai akhirnya bertemu dengan dalang Kondo Buwono, kemudian Batara Kala diruwat agar tidak mengganggu 'Sukerta'.

Acara dilanjutkan dengan sungkeman kepada orang tua, sesepuh ahli waris Kanjeng Sunan Kalijaga dan dalang Kondo Buwono untuk memohon doa restu.

KOMPAS.com/ARI WIDODO Peserta ruwatan (Sukerta) mengikuti prosesi sungkeman saat acara ruwatan massal di Pendopo Notobratan di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Minggu (23/4/2017).
Suwadi, ketua panitia ruwatan massal mengatakan, ruwatan ini merupakan laku budaya Jawa yang sudah ada sejak era Kanjeng Sunan Kalijaga. Ritual budaya yang diselenggarakan oleh Keluarga Paguyuban Notobratan Ahli Waris Kanjeng Sunan Kalijaga ini diikuti oleh sebanyak 212 'Sukerta'.

"Sukerta itu orang yang membawa sesuker atau aura jahat dan sebel sial yang berbarengan dengan lahirnya," kata Suwadi.

Para 'Sukerta' yang mengikuti ruwatan terdiri dari anak ontang anting, kedono kedini, tali wangke, uger uger lawang, kembang sepasang, sendang kapit pancuran, pancuran kapit sendang, bungkus, seloso kliwon, gilir kacang dan sarono.

Ruwatan merupakan ritual budaya yang melampaui batas sekat-sekat tanpa memandang agama, suku, ras dan golongan serta kebangsaan.

"Para 'Sukerta' tidak hanya dari Jawa saja, ada yang berasal dari Sunda, Sumatera dan Kalimantan. Mereka ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha," terangnya.

Menurut Suwadi, ruwatan adalah ikhtiar manusia untuk memohon kepada Tuhan supaya dihilangkan dari kesialan hidup dan dikabulkan cita-cita atau keinginannya melalui sarana atau laku budaya.

KOMPAS.com/ARI WIDODO Seorang peserta ruwatan (Sukerta) mengikuti prosesi siraman dalam ruwatan massal yang berlangsung di Pendopo Notobratan di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Minggu (23/4/2017).
"Kami menggelar ruwatan ini, setahun dua kali yakni pada bulan Suro dan Rajab. Nantinya, pada bulan Syawal, barang-barang milik 'Sukerta' seperti busana untuk ritual ruwatan, rambut dan kuku yang telah dipotong, dilarung ke laut," ujar Suwadi.

Salah satu 'Sukerta', Iin Retno (19), warga Desa Ringinjajar, Kecamatan Mranggen, Demak, mengatakan bahwa motivasinya ikut ruwatan untuk membuang tolak bala dan buang sengkala.

Anak ontang-anting (anak tunggal) yang masih duduk di bangku kuliah ini mengaku mengikuti tradisi leluhur agar selamat di dunia dan pada kehidupan yang akan datang. "Mudah-mudahan selama menjalani hidup tidak ada halangan, kuliah lancar dan mudah jodohnya, " kata Iin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com