Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan Soto Lamongan dengan Soto Lainnya

Kompas.com - 08/06/2017, 15:21 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain keragaman suku dan budaya, Indonesia kaya akan kuliner. Salah satu contohnya ialah soto. Menurut Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, ragam jenis soto nusantara mencapai 40 jenis.

Dari banyaknya ragam soto tersebut tetap ada perbedaan di antara semuanya. Salah satunya soto lamongan yang kian tersohor akibat tersebarnya kedai-kedai soto lamongan di seantero nusantara.

Soto lamongan itu mewakini Jawa Timur banget, di sampingnya ada soto madura. Memang hampir mirip tapi punya ciri khas di antara keduanya juga sama soto lain,” ujar Vonny, pemilik Resto Soto Lamongan Kedoya kepada KompasTravel, Selasa (6/6/2017). Resto Soto Lamongan Kedoya berdiri sejak 1980.

Ciri khas yang selalu melekat dari resep leluhur soto lamongan ialah terdapat taburan koya, dan daging ayam yang diiris menyamping, tapi tidak hancur. 

(BACA: Kenapa Soto Lamongan Selalu Ditemani Pecel Lele?)

Agar daging ayam tidak hancur dipotong menyamping, harus menggunakan daging ayam kampung atau sejenis yang yang memiliki daging padat rekat, tak seperti ayam negeri atau broiler.

Selain itu hal yang tidak boleh dilupakan juga keberadaan seperti kol dan daun bawang, tetapi tanpa tomat. Sedangkan soto di daerah barat Pulau Jawa seperti soto bandung, soto betawi cenderung polos, berisi daging.

(BACA: Terungkap, Ini Pelopor Penjual Soto Lamongan di Jakarta)

Untuk kuah sendiri akan terasa berbeda dengan yang lain, terutama dari warna kuning yang dihasilkan dari rempah kunyit. Sedangkan bumbu lainnya tak jauh berbeda dengan soto Jawa Timur yang cenderung asin gurih, seperti bawang, lada, kemiri, ketumbar hingga jahe.

KOMPAS.COM/ALEK KURNIAWAN Soto Ayam Dargo Pak Wito menyajikan soto khas Semarang. Terdapat total 9 cabang yang tersebar di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/5/2017). Cabang yang tertua berada di Jalan Hasanudin Raya.
“Yang paling mencolok dari kuahnya sebelum dicoba itu soto lamongan gak pakai santen atau susu, tapi pakai rempah kunyit jadi kuning, beda sama (soto) kudus yang kecoklatan,” ungkap Vonny.

Koya sendiri berguna sebagai penyedap, bisa juga sebagai pengental kuahnya agar lebih pekat. Koya terbuat dari dominan bawang putih bubuk dan kerupuk.

Cita rasa soto lamongan yang khas tersebut ternyata tidak cocok dengan kecap manis. Hal tersebut menurut Vonny sudah alamiah menyesuaikan lidah dan cita rasa masakan Jawa Timur yang dominan manis.

“Dari sananya sudah seperti itu, jarang masakan Jawa Timur yang manis. Makanya cara nyari tahu asal orang yang makan di resto saya lihat dia pakai kecap apa enggak di sotonya. Kalau pakai (kecap), kemungkinan bukan Jawa Timur, bisa jadi Jawa Tengah yang dominan masakan manis,” ungkapnya pada KompasTravel.

Meski begitu Vonny mengembalikan ke selera pengunjungnya. Namun ia tetap menyediakan kecap manis di samping kecap asin untuk tiap meja di restonya.

************************

Ingin mencoba wisata cruise gratis Singapura - Malaka - Singapura? Caranya gampang, ikuti kuis dari Omega Hotel Management di sini. Selamat mencoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com