Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (172): Bersanding

Kompas.com - 02/04/2009, 08:00 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

 

Di hadapan para tamu, dulha dan dulhan - mempelai laki-laki dan perempuan, tak bersanding. Dulha hanya menemani tamu laki-laki dan dulhan duduk bersama tamu perempuan.

Pukul lima sore, setelah kelaparan yang menyiksa dalam penantian panjang di balairung pernikahan Shadi Hall yang cuma disangga dengan kue-kue ringan, akhirnya yang kami nantikan datang juga. Dulhan turun dari mobil, melangkah membungkuk dan terseok-seok menuju ke pelaminan. Gerak langkahnya lebih mirip nenek tua daripada seorang pengantin yang menyongsong hidup baru. Gaunnya ungu menyala, tergerai panjang menyeret tanah.

Sama sekali tak terlihat wajah cantiknya. Kepala dulhan sepenuhnya terbungkus kain hitam pekat. Entah bagaimana ia masih bisa menerawang jalan dari balik burqa itu. Tangan kanannya yang indah bersolek mehndi dituntun oleh seorang perempuan muda.

Tiga puluh menit kemudian, tibalah saatnya dulha untuk bersanding dengan dulhan yang duduk di ruangan perempuan. Tak semua laki-laki yang boleh datang ke tempat khusus wanita ini. Hanya keluarga dekat dulha yang boleh ikut masuk. Saya mendapat tempat istimewa untuk menyaksikan proses bersanding.

Dulha tidak bisa seenaknya saja masuk ke ruangan ini. Empat atau lima orang perempuan dari keluarga dulhan menghadang di depan pintu, menghalang-halangi masuknya sang pengantin. Di sinilah permainan dimulai. Para perempuan bercuap-cuap mengusir sang dulha. Dulha tak kehabisan akal, dia sudah sedia setumpuk uang kertas yang dibagi-bagikan pada kaum wanita ini. Lembar demi lembar disebar ke arah kaum perempuan, yang akhirnya memberi jalan bagi sang mempelai menjemput sang putri.

Dulhan berdiri menunduk, membelakangi dulha. Di atas dahinya bertahta perhiasan keemasan. Di hidungnya tersemat gelang bundar berdiameter sepuluh sentimeter, tersambung dengan untaian kalung manik-manik yang menggantung sampai ke atas kepalanya. Kerudung ungu menutupi rambutnya, berpadu dengan pakaian mewah dan indah berwarna ungu. Tangannya yang tertutup rumitnya hiasan mehndi bersimpang di perutnya. Barisan lusinan gelang berwarna ungu menghiasi lengannya. Setitik air mata membasahi pipinya yang gemuk.

Seorang gadis yang tergerai rambutnya melarang dulha menyentuh sang mempelai. Sekali lagi, dulha menyerahkan segepok uang. Acara pernikahan selalu banjir uang nampaknya.

Para wanita sekarang membalikkan wajah sang dulhan. Akhirnya sepasang mempelai ini bersanding juga. Wajah dulha yang berkumis tebal nampak tersenyum bahagia, sedangkan dulhan terus menunduk. Air matanya meleleh. Kerabatnya buru-buru mengusapkan tissue sebelum air mata merusak dandanan wajahnya yang cantik.

Sekarang giliran sanak saudara memberi ucapan selamat kepada sang dulha. Saudara perempuan dulhan membawa nampan berisi segelas lassi, yoghurt yang diblender. Setelah itu acara foto-foto kemantin dimulai, sampai hampir satu jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com