Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aroma Khas Orem-orem Arema

Kompas.com - 30/04/2013, 19:55 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Panasnya bara api yang dihasilkan dari arang berhasil menciptakan aroma kenikmatan khas pada makanan tradisional khas Malang, Jawa Timur. Aroma khas orem-orem berhasil 'menghipnotis' pada pengunjung warung "Orem-Orem Khas Arema'.

Menurut Merry (23), seorang penikmat orem-orem, asal Banyuwangi, rasanya kurang lengkap, jika berkunjung ke Malang, tidak menyempatkan menikmati orem-orem, makanan tradisional khas asli Malang. "Orem-orem tak ditemukan di daerah luar Malang," katanya.

Masakan orem-orem mulai dikenal banyak orang, dan menjadi makanan tradisional khas Malang, mulai tersedia di banyak warung  sejak 1980-an. "Sebelumnya orem-orem hanya disajikan saat ada hajatan seperti pernikahan dan tasyakuran di masyarakat," kata Alex Suprapto, penjual orem-orem, yang berlokasi di Jalan Blitar, Kota Malang kepada Kompas.com.

Sejak 1983, masakan orem-orem tak hanya tersaji saat acara hajatan di masyarakat. Di banyak warung tradisional dan penjual menggunakan gerobak mulai menjamur. "Tapi, saat ini hanya ada empat lokasi yang dikenal di Malang," kata Alex.

Empat warung yang menjual makanan orem-orem tersebut terdapat di Jalan Blitar, Jalan Gatot Subroto, Jl Pasar Comboran dan di Jalan Songosari Kabupaten Malang. "Selain di empat lokasi itu, setahu saya tidak ada," katanya.

Malang, dikenal dengan kota yang memiliki makanan khas tempe. Dari orem-orem, kini tempe sudah menjadi andalan oleh-oleh khas Malang. "Tempe khas Malang, juga menjadi andalan oleh khas Malang. Seperti kripik tempe," katanya.

Orem-orem adalah masakan yang terbuat dari irisan tempe goreng, ayam, dan dimasak bersama kuah santan kental. Penyajiannya ketupat diiris kemudian diberi tauge, tempe dan disiram kuah sayur kuah santan. Kuahnya layaknya sayur lodeh dengan rasa sedikit pedas, ditambah kecap manis dan sambal sesuai selera.

"Ada dua macam yang kami sajikan. Ada orem-orem pakai ayam, ada yang pakai telur. Harganya beda, tapi rasa dan nikmatnya tetap sama," ujar pria kelahiran Malang 3 Desember 1979 itu.

Dari dua macam jenis yang disajikan di warung bernama "Orem-orem Khas Arema" milik Alek itu harganya cukup merakyat. Mulai dari rakyat biasa hingga pejabat tinggi bisa menikmati makanan Orem-orem.

"Jika pakai ayam, harganya Rp 8.000. Jika pakai telur harganya hanya Rp 7.000 per porsi. Kelebihan orem-orem dimasak pakai arang, bara apinya yang tak merubah aroma bumbu. Jika, tak dimasak pakai bara api arang, aromanya akan berubah," katanya.

Orem-orem, jelas Alek, tak hanya menu favorit warga Malang. Dari kalangan mahasiswa, wisatawan hingga pejabat tinggi negara menyukainya. "Saya juga sering diminta menyiapkan menu orem-orem untuk pejabat negara seperti menteri saat berkunjung ke Malang," kata suami dari Sri Wahyuni ini.

Setiap harinya, warung Orem-orem Khas Arema, yang berdiri sejak 1995 itu dikunjungi lebih dari 150 orang. "Tak jarang juga para turis menikmati orem-orem disini," katanya.

Ditanya apa rahasia membuat orem-orem dengan aroma khas? Alek mengaku, selain menggunakan tempe khas Malang, harus menggunakan bumbu lengkap.

"Bumbu lengkap, jangan dikurangi, agar kental. Bau bumbu harus tidak terasa dan harus menyatu dengan tempe dan ketupatnya, lalu masak dengan bara api arang," katanya sembari merahasiakan cara merajik bumbu orem-orem buatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Jalan Jalan
    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Jalan Jalan
    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Travel Update
    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Jalan Jalan
    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Jalan Jalan
    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Jalan Jalan
    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Travel Update
    Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

    Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

    Travel Update
    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Travel Tips
    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Travel Update
    Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

    Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

    Travel Update
    Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

    Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com