Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpetualang di Kota Tua ala Zaman Belanda

Kompas.com - 09/09/2013, 15:42 WIB
Tri Wahyuni

Penulis

KOMPAS.com – Kini, banyak cara menarik untuk bisa mengenal sejarah bangsa sendiri. Wisata sejarah pun telah dikemas dengan cara-cara yang menarik dan menyenangkan. Salah satunya adalah yang akan saya ikuti, Plesiran Tempo Doeloe di kawasan Kota Tua.

Saat itu jam 09.00 pagi. Seharusnya matahari sudah meninggi. Tapi awan mendung masih setia memayungi Jakarta di Sabtu pagi. Hari itu saya harus mengikuti sebuah perjalanan wisata di Kota Tua dengan rekan-rekan media dan rekan-rekan dari Tauzia Hotel Management.

Jalan yang belum begitu ramai membuat saya sampai lebih awal di sana. Tapi ternyata saya bukan orang pertama yang datang. Sudah ada beberapa orang yang berkumpul di dekat bus yang diparkir di bahu Jalan Gatot Subroto. Sambil menunggu rombongan lengkap, kami pun mengisi perut dengan makanan yang telah disediakan oleh penyelenggara.

Hari ini kami akan mengikuti Plesiran Tempo Doeloe yang diadakan oleh Tauzia bekerja sama dengan Museum Ceria. Kami akan berpelesir di kawasan Kota Tua, Jakarta. Ketika saya bertanya tempat mana yang akan dituju, pihak penyelenggara merahasiakannya karena mereka sudah merancang permainan sedemikian rupa agar pelesiran kali ini berbeda dengan pelesiran lainnya. Saya pun semakin dibuat penasaran.

Pukul 09.30, kami berangkat menuju Kota Tua. Perjalanan agak tersendat di kawasan Glodok karena kondisi lalu lintas yang padat. Maklumlah, sebagai destinasi wisata, Kota Tua memang banyak dikunjungi masyarakat.

Sesampainya di Kota Tua pukul 10.30, kami langsung menuju ke Museum Bank Mandiri. Di sana kami diberi arahan tentang cara bemain dalam wisata kali ini. Pemandu mengarahkan kami untuk berpikir bahwa sekarang kami sedang berada di Zaman Belanda, bukan tahun 2013, dan sebagai wartawan dari Javasche Courant yang harus membantu seorang saudagar kaya, Tuan Kian Guan Coy, menyelesaikan perkerjaannya.

KOMPAS.COM/TRI WAHYUNI Seorang pemandu wisata sedang menjelaskan tentang Museum Wayang pada pengunjung yang merupakan wisatawan mancanegara.
Kami diarahkan untuk mengunjungi 3 museum di kawasan Kota Tua. Untuk bisa mengetahui museum mana yang harus kami tuju, kami akan diberikan petunjuk di tiap pos permainan yang telah dibuat. Tapi, tiap petunjuk benar-benar mengharuskan kami berpikir sedang berada di Zaman Belanda, karena semua nama museum atau tempat yang terdapat dalam petunjuk adalah nama asli ketika bangunan-bangunan tersebut. Sungguh mengasyikkan. Dan permainan pun di mulai.

Museum Bank Mandiri

Permainan dimulai di Museum  Bank Mandiri. Kami harus menyelesaikan tantangan di pos ini dengan mencari dua saham perkebunan yang ada di ruang bawah tanah karena Tuan Kian Guan Coy akan membeli saham perusahaan perkebunan. Selain bermain, kami juga mendapat informasi-tentang museum ini dari petunjuk yang kami dapat.

Tenyata Museum Bank Mandiri menempati gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau yang dikenal juga dengan nama Factorij Batavia. NHM merupakan perusahaan dagang Belanda yang kemudian menjadi perusahaan perbankan.

Gedung bergaya Art Deco Klasik ini dibangun tahun 1929 dan mulai beroperasi tahun 1933. Pada tahun 1960 NHM dinasionalisasikan menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan urusan Ekspor Impor (BKTN). Kemudian, BKTN berubah menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) dengan gedung tersebut menjadi kantor pusatnya.

Tahun 1998 setelah Bank Exim dimerger menjadi Bank Mandiri, gedung dialihfungsikan menjadi museum.  Sampai saat ini, eksterior dan interior gedung tetap dipertahankan seperti aslinya.

Museum Wayang, Dulunya Gudang

Setelah menyelesaikan permainan pertama, kami melanjutkan ke tantangan kedua. Petunjuk mengatakan bahwa kami harus mengunjung gudang perusahaan perkebunan Geo Wehry & Co dan menemui Tuan Kian Guan Coy. Wah, kami pun kebingungan. Untungnya dalam petunjuk yang diberikan kami boleh mencarinya di internet.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Musim liburan sekolah banyak dimanfaatkan anak-anak untuk berwisata ke Museum Wayang yang ada di kawasan wisata Kota Tua Jakarta, Minggu (19/6/2011). Selain berwisata, anak-anak juga belajar mengenal wayang sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang sudah diakui dunia.
Ternyata tempat yang dulunya merupakan gudang perusahaan perkebunan adalah Museum Wayang. Tapi sejarah tidak berhenti sampai situ saja. Sebelum Geo Wehry & Co membeli tanah di tempat itu dan mendirikan gudang perkebunan, tanah tempat berdirinya Museum Wayang merupakan bekas bangunan Gereja de Oude Hollandse Kerk dan Niewe Hollandse Kerk yang telah hancur akibat gempa. Di halaman gereja terdapat pemakaman yang merupakan tempat JP Coen dan beberapa gubernur jenderal lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com