"Kami sangat menghargai jika usaha pariwisata berbasis lingkungan, air juga. Kita pemerintah pusat berkepentingan mengembangkan laut juga marine in land seperti danau dan sungai," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kemenparekraf I Gede Pitana dalam Seminar Nasional Kepariwisataan di Gedung Sapta Pesona, Selasa (24/9/2013).
Dalam seminar yang mengangkat tema "Membangun Pariwisata, Melestarikan Air" tersebut dihadiri oleh pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi pariwisata. Para pembicara yakni Azril Azahari dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, Bet El Silisna Lagarense dari Politeknik Negeri Manado, Raka Dalem dari Universitas Udayana Bali, dan Winarto dari PT Pembangunan Jaya Ancol.
Bet mengatakan pengelolaan pariwisata berbasis air terlihat dari pembangunan Manado Waterfront Development. Di sepanjang garis pantai Manado, dahulu merupakan hanya pinggir pantai biasa. Tak banyak aktifitas yang dapat dilakukan di sana.
"Sekarang kawasan ini jadi tempat rekreasi. Banyak orang lokal yang memanfaatkan tepi pantai untuk pariwisata dan rekreasi. Juga wisatawan yang datang ke Manado. Jadi secara tidak langsung pembangunan Manado Waterfront Development disediakan untuk orang lokal," kata Bet.
Pemanfaatan tepi pantai juga terjadi di Jakarta, yakni pengelolaan taman wisata Ancol Taman Impian. Pengelolaan wisata berbasis air yang dilakukan Ancol, Winarto mengatakan salah satunya dengan membangun penginapan menghadap langsung ke laut.
"Wisata berbasis air bisa digali dengan membangun penginapan menghadap ke laut. Putri Duyung yang ada di Ancol itu setiap akhir pekan selalu penuh. Okupansi penuh setiap Kamis, Jumat, Sabtu," ujar Winarto.
Padahal, lanjutnya, harga penginapan dalam satu malam terbilang tidak murah. "Ada yang dua juta, delapan juta semalam," katanya.
Selain itu, sambung Winarto, beberapa unit wisata yang ada di Ancol pun berbasis air laut. Seperti Ocean Dream Samudera, pantai, Seaworld, Pulau Bidadari, dan Epicable Park.
"Jika pariwisata telah dikelola dengan baik, itu dapat mengentaskan kemiskinan. Masyarakat bisa mencari nafkah dari situ," tambah Raka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.