Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soto Haji Achri, Legenda Soto Asli Garut

Kompas.com - 13/11/2013, 07:58 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis

GARUT, KOMPAS.com — Apa saja keunikan Garut selain dodol, domba garut, dan jaket kulit? Ternyata, di kota berjuluk Swiss Van Java ini juga terdapat kuliner legendaris, yaitu soto Haji Achri. Apa yang membuatnya menjadi legenda Garut?

Jangan membayangkan tempat jualan soto Haji Achri ini adalah rumah makan atau restoran yang mahal. Tempatnya justru menyelinap di antara keramaian Pasar Baru Garut, tepatnya di Jalan Mandalagiri, Gang Hardjo. Di mulut gang sempit selebar 2,5 meter itu, warung soto Haji Achri memakan hampir dua pertiga lebar gang sehingga hanya menyisakan 1 meter untuk akses warga keluar masuk.

Tetapi, inilah serunya, menyantap soto di antara hilir mudik warga yang keluar masuk gang. "Kami sudah jualan sejak tahun 1943. Ya di gang ini aslinya. Haji Achri itu ayah saya. Sekarang warung soto ini saya teruskan setelah bapak wafat," kata Haji Endang.

Dua buah meja panjang seukuran tiga meter diapit oleh masing-masing dua bangku panjang bisa menampung 20 orang dewasa. Warung ini setiap hari selalu ramai pengunjung.

Setiap hari, Endang dan istrinya Hj Wanti dibantu dua karyawannya selalu setia melayani para pelanggan. Kesetiaan adalah kunci dari bisnis keluarga ini. Endang tetap menjaga kualitas rasa dan tidak mengubah proses memasaknya. Sampai sekarang, soto Haji Achri tetap dimasak di atas tungku kayu bakar.

"Memasaknya memakai tungku dengan kayu bakar. Tak pakai kompor gas karena rasanya bisa beda," jelasnya.

Menurut Endang, banyak pelanggan sotonya berasal dari luar kota, seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, termasuk sejumlah pejabat. "Pelanggannya mulai dari zaman ayah saya dulu. Ada yang dulu masih kecil pernah diajak orangtuanya ke sini, sekarang gantian mengajak keluarganya. Pak Suryadarma Ali waktu jadi Menteri Koperasi juga pernah ke sini," kata Endang.

KOMPAS.com/ Syahrul Munir H Endang tengah meramu soto di warungnya yang sederhana di Gang Hardjo, Jalan Mandalagiri, Pasar Baru, Garut, Jawa Barat. Dia merupakan generasi kedua soto Haji Achri yang legendaris itu.
Salah satu pengunjung adalah Andi alias Daeng (55), laki-laki asal Bugis, Makassar, yang sudah menetap di Garut sejak tahun 1994. Ia mengaku sebagai pelanggan setia soto Haji Achri. "Tidak banyak makanan sunda yang cocok dengan lidah saya. Tapi, dengan soto Haji Achri ini sepertinya langsung berjodoh. Pas di lidah saya, rasanya segar," kata Daeng.

Semangkuk soto Haji Achri adalah paduan kuah soto bersantan dengan bumbu dan rempah pilihan. Sementara isiannya adalah daging sapi, daun seledri, bawang goreng, dan taburan kacang kedelai goreng.

"Akan lebih nikmat jika dimakan nasi putih hangat dan kerupuk kulit kerbau. Rasanya dari dulu sampai sekarang tidak berubah," kata Koh Liem, warga Bandung yang pernah bermukim di Garut sepuluh tahun silam.

Banyak pelanggan seperti Koh Liem ini sengaja bernostalgia di Garut untuk menikmati soto Haji Achri. Berdesakan di gang sempit bagi mereka adalah harga yang setimpal demi menikmati semangkuk soto legenda Garut itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com