Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Berinovasi dengan Rasa Kue Gapit

Kompas.com - 04/08/2014, 17:43 WIB
"TADINYA saya hanya menjual kue gapit buatan orang lain," ucap Hj Kulsum mengawali perbincangan dengan Tribun, beberapa waktu lalu.

Namun karena merasa tertantang untuk membikin sendiri, perempuan berusia 53 tahun itu pun memutuskan membuat sendiri kue gapit. Alhasil, kue gapit buatannya diminati banyak orang. Tidak hanya di Cirebon, tapi juga luar kota seperti Bandung, Sukabumi, dan Jakarta.

Kue gapit adalah kue tradisional Cirebon. Kue tersebut terbuat dari tepung tapioka, berbentuk mirip kue simping. Namun jika simping memiliki diameter lebih lebar dengan ketebalan yang sangat tipis, kue gapit berdiameter kecil dan lebih tebal. Meski demikian, kue gapit tetap renyah ketika dicicipi.

Nama gapit untuk kue tersebut konon diambil dari cara pembuatannya. Ya, adonan kue yang sudah jadi digapit oleh dua lempeng besi di atas pembakaran. Alhasil, adonan menjadi pipih, dan kue pun menjadi renyah ketika sudah matang.

Kulsum adalah satu di antara perajin kue gapit yang sampai saat ini masih bertahan. Dia mengawali usahanya pada 1995, setelah hanya sebatas menjual kue gapit buatan orang lain.

"Saya bawa kue gapit buatan orang sambil jualan kain di Tegalgubug dan Pasar Kanoman. Ternyata cukup banyak pelanggan yang suka hingga akhirnya saya memutuskan membuat sendiri kue gapit dan meninggalkan bisnis kain," ujarnya.

Dengan modal Rp 700.000 hasil pinjaman dari sebuah bank, Kulsum pun memberanikan diri memulai usahanya. Ia membeli seperangkat alat cetak kue gapit seharga Rp 600.000 dan sisanya dibelikan bahan-bahan kue yang dibutuhkan. Pembuatan kue pun dilakukan di rumahnya, Blok Babadan Barat, RT 04/04, Desa Battembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

Kulsum bercerita, pertama kali membuka usaha pembuatan kue gapit hanya dilakukannya sendiri dengan dibantu saudaranya. Sistem kerjanya pun masih kekeluargaan dan tidak setiap hari berproduksi.

Kini Kulsum sudah punya sekitar 30 pegawai. Lima hari dalam sepekan, para pegawai itu memproduksi kue gapit di bawah komando langsung Kulsum. Sekali produksi menghabiskan 4 kuintal tepung tapioka. Menjelang Lebaran, produksi meningkat menjadi 10 ton tepung tapioka sekali produksi.

Kue gapit buatan Kulsum dengan merek 24 itu kemudian dijual ke sejumlah toko oleh-oleh di Cirebon. Belakangan, pelanggan tidak hanya dari Cirebon, tapi juga dari luar kota seperti Bandung, Sukabumi, dan Jakarta. Untuk dalam kota, Kulsum mengirim langsung kue ke pelanggan. Untuk luar kota, pelangganlah yang mengambil sendiri kue gapit ke rumah produksi.

"Kalau luar kota pembayarannya via rekening bank," kata ibu dua anak ini.

Kue gapit buatan Kulsum memiliki beragam rasa. Sebut saja rasa keju, udang keju, bawang, kencur, kacang bawang, manis wijen, manis cokelat, manis jahe, dan balado. Semua rasa itu dihasilkan melalui inovasi agar usaha kue gapit buatannya tetap bertahan di hati para pelanggannya. Maklum, perajin kue gapit di Cirebon tidak sedikit.

"Setiap waktu saya selalu berpikir kira-kira rasa apa yang harus disuguhkan ke pelanggan agar tak bikin bosan," ujar Kulsum.

Kue gapit buatan Kulsum ditawarkan dengan harga berbeda, tergantung rasanya. Gapit rasa keju, misalnya, Rp 24.000 per kilogram, sedangkan rasa udang keju, rasa bawang, rasa kencur, dan rasa  kacang bawang ditawarkan Rp 26.000 per kilogram. Kue gapit manis dibanderol Rp 28.000 per kilogram.

Di Cirebon, kue gapit buatan Kulsum bisa dengan mudah ditemukan di pusat oleh-oleh khas Cirebon di Pasar Pagi, Pasar Kanoman, Jalan Lemahwungkuk, dan Pasar Kue Plered. Kue tersebut dijajakan bersama kue lain yang menjadi oleh-oleh khas Kota Udang. (Ida Romlah/Dar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com