“Ada lima hal besar yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan pariwisata di Banyuwangi,” kata Abdullah Azwar Anas kepada Kompas Travel dalam acara EAROPH World Congress di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (11/8/2014).
Anas menuturkan, kelima hal tersebut terdiri dari konsolidasi infrastruktur, konsolidasi budaya, konsolidasi lingkungan, konsolidasi humanisme, dan konsolidasi behaviour. Jika kelima hal tersebut bisa diperhatikan, Anas yakin pariwisata di Banyuwangi bisa berkembang.
Anas memberikan contoh bahwa di Langkawi, Malaysia menerapkan pariwisata yang cenderung sopan dan dapat mendatangkan wisatawan lebih besar daripada daerah-daerah di Indonesia. Banyuwangi sudah mulai menerapkan wisata seperti itu. Pemerintah mulai menutup tempat karaoke dan mulai mengurangi jumlah hotel melati, meski demikian konsep dormitory tourism tetap dipertahankan.
“Tempat-tempat karaoke seperti itu merupakan sarangnya human trafficking, free sex, dan obat-obatan terlarang,” ucap Anas.
Menurut Anas, Banyuwangi memiliki obyek wisata alam yang lebih potensial daripada pub dan klub malam. Kawah Ijen, Pantai Plengkung, Pulau Merah, dan Savanah Sadengan menjadi beberapa tempat wisata alam di Banyuwangi. Kemudian untuk festival, Banyuwangi membuat Jazz Beach Festival dan kompetisi balap sepeda yakni Banyuwangi Tour de Ijen.
Anas menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut, di Banyuwangi kini sudah ada beberapa sekolah pariwisata. Kemudian ada beberapa pelatihan bahasa Inggris bagi tukang becak, sopir travel, dan penambang belerang guna menghadapi kunjungan wisatawan asing ke kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.