Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramen Jepang, Seruput Kuahnya Dulu, Baru Santap Mi-nya

Kompas.com - 27/10/2014, 08:41 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Paling penting untuk memutuskan hidangan Ramen itu enak atau tidak adalah kuah-nya. Kuah adalah kunci kalau kata orang. Kalau kuahnya biasa saja, hambar, datar tanpa gejolak rasa, dijamin itu bukan Ramen yang layak dimakan. Jadi kalau ke Restoran Ramen, jangan lahap mi terlebih dahulu tapi seruput dulu kuahnya, sedap atau tidak. Kalau sedap, lanjutkan dan habiskan.

Ramen yang identik dengan negara asalnya, Jepang, adalah yang rasa kuahnya legit. Kuah Ramen terdiri dari 3 macam yaitu Soyu, Miso, dan Shio. Semuanya dalam bahasa Jepang, arti Indonesianya: Soyu adalah kecap asin, Miso adalah tauco, dan Shio adalah garam.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Karrage Miso Tsukemen, mi dan kuahnya dipisah.

Jenis mi juga macam–macam di dunia Ramen. Ada mi yang tipis dan tebal dengan kombinasi tekstur yaitu lurus dan keriting serta matang atau setengah matang. Biasanya para pelayan Restoran Ramen akan bertanya ke para pembeli, jenis mi macam apa yang dipilih.

Kaldu asli Jepang sendiri memang berasal dari kaldu tulang dan lemak babi. Tapi seiring perkembangan kandungan nutrisi dan kebijakan pemerintahan Jepang yang menginginkan Ramen sebagai makanan pariwisata di negaranya, kuah Ramen bergeser menjadi olahan tulang ayam dan seafood terutama tulang dan kulit udang. Termasuk di Jakarta, kuah Ramen kebanyakan bukan dari babi.

Kompas.com sempat mencicipi menu Ramen di OHKA, sebuah Restoran Ramen Jepang, di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Restoran ini baru berdiri sekitar setahun lalu. "Saya mau buka Ramen yang benar–benar autentik rasa Jepang asli," kata Tora Sutanto, pemilik Restoran OHKA. Kuah Ramen di OHKA fokus kepada kuah Miso atau tauco Jepang. "Juru masaknya asli orang Jepang. Dia meracik bumbu Ramen sesuai resep asli sana," ujar Tora.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Karaage Spicy Miso Ramen.

Kuah Ramen di OHKA terasa gurihnya. Teksturnya kental dan kaya akan bumbu rempah khas Jepang. Beda dari kuah Ramen biasa, bau bawang putihnya tidak terlalu kuat karena dikalahkan dengan rempah lainnya. "Kuahnya digodok selama 6 sampai 8 jam agar jadi kaldu," ucap Tora.

Menurut Tora, bumbu Ramen adalah kombinasi antara bahan impor dan lokal. "Kalau impor semua sangat mahal. Harganya juga jadi sulit dijual. Yang bisa lokal ya pakai lokal. Miso dan mi harus impor. Kecap juga. Agar rasanya terjaga," katanya.

Bagi yang suka pedas,  Kompas.com merekomendasikan Karaage Spicy Miso Ramen. Kuahnya legit dan pedasnya langsung menggigit saat dilahap bersama mi-nya yang tebal dan keriting. Di atasnya ada Karaage atau ayam goreng khas Jepang, jamur hitam, telur matang dan jagung. Tanpa perlu campuran tambahan macam–macam cabai dan saus pedas lainnya, kuahnya sudah membuat mata melek. Baru makan setengah mangkuk saja dijamin sudah membuat perut kenyang.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Mochi es krim dengan berbagai pilihan rasa.

Sedikit unik adalah Karaage Miso Tsukemen. mi dan kuah miso-nya terpisah. Cara makannya yang membuat Ramen ini berbeda. Kuahnya bukan  dituangkan di atas mi tetapi mi-nya cukup dicelupkan ke kuah miso sebelum disantap. Kuahnya terasa asin. Teksturnya sangat kental karena dicampur telor.

"Customer (pelanggan) di sini justru kebanyakan orang asli Jepang karena rasanya mirip yang di Jepang.  Makanya kami ingin masyakarat lokal kita juga gemar dan mengerti rasa asli Ramen, terutama anak muda," kata Tora.

Apa tidak takut ditinggal pembeli?.  Tora menjawab, "Orang yang pernah ke Jepang kalau cari Ramen pasti datangnya ke sini he-he-he".

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana OHKA, Restoran Ramen Jepang di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Akhirnya OHKA juga menyajikan menu yang bisa diterima oleh lidah lokal, salah satunya adalah berbagai irisan daging yang dipanggang dengan saus Teriyaki. Ada daging ikan Salmon, ikan Gindara, juga ayam. Semua disajikan dengan nasi dan sup miso yang bening. Rasa manis dan sedikit gurih saus Teriyaki membuat menu ini cocok buat orang kebanyakan.

Penutup, ada Mochi es krim. Mochi biasanya diisi berbagai selai atau krim seperti kacang hijau, kacang merah, bisa juga coklat. Kali ini Mochi yang merupakan kue khas Jepang, di dalamnya adalah adalah es krim. Mochi es krim disajikan dengan berbagai rasa, seperti blueberry, keju, cookies atau kue kering, stroberi, dan banyak lagi.  Kompas.com merekomendasikan Mochi es krim green tea atau teh hijau. Tekstur es krim-nya garing bukan yang kaya akan cita rasa susu atau creammy.  Cocok sebagai makanan penutup yang menyegarkan.         

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com