Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melirik Daya Tarik Provinsi Sumatera Selatan

Kompas.com - 29/11/2014, 09:42 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com– Begitu banyak potensi wisata di Sumatera Selatan belum dikenal dengan baik oleh wisatawan. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan, Farhad Syukri saat ditemui usai pembukaan Pekan Promosi Wisata Sumaera Selatan yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan yang diselenggarakan mulai 27-30 November 2014.

“Selama ini, orang banyak tahu tentang Sumatera Selatan sebagai tempat pertemuan. Sumatera Selatan khususnya Palembang sering menjadi tuan rumah pagelaran internasional, jarang yang melirik untuk menikmati destinasi wisatanya. Padahal destinasi wisata di sana tak kalah dengan di provinsi lainnya,” ungkapnya.

Beberapa destinasi wisata disebutkannya. Diantaranya, Bukit Sulap, Danau Ranau hingga Gunung Dempo yang menjadi salah satu dari 10 gunung tertinggi di Sumatera. “Sayang tak banyak yang tahu bahwa Sumatera Selatan punya banyak obyek wisata. Wisatawan cenderung tertarik dengan obyek wisata di provinsi lainnya di Sumatera. Sedangkan di Sumatera Selatan urusannya baru sebatas pengadaan pertemuan,” tambahnya.

Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara pun belum begitu banyak. Dalam setahun, Farhat menyebutkan baru mencapai 32.000, akan naik dua kali lipat kalau sedang diadakan event internasional. “Masih tergolong kecil sekali, untuk itu kami akan berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya mancanegara. Lagi pula mereka yang datang ke Sumatera Selatan tak hanya harus ada acara internasional, selain obyek wisata, kuliner juga menjadi daya tarik,” paparnya.

Kabar baiknya, Pemerintah Sumatera Selatan masih diuntungkan dengan salah satu sajian kuliner tradisinya, Pempek. Siapa yang tak kenal dengan sajian satu ini. Kuliner sederhana berbahan dasar sagu dan ikan, membuat pempek selalu dirindukan penikmatnya. Untuk itu, walaupun penjual kuliner ini sudah banyak, sebagian besar orang masih mencari dengan datang langsung ke daerah asalnya untuk mencicipi.

KOMPAS/AGUS SUSANTO Warga menikmati senja dengan makan di perahu terapung di sekitar jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (18/4/2013). Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai dengan panjang 750 km ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat sekitar.

“Kami diuntungkan dengan pempek karena saya garansi, penjual pempek banyak tapi yang paling enak ya di Palembang sana. banyak orang tetap penasaran dengan pempek yang dibuat langsung di sana,” urainya.

Kini dengan rajin berpromosi, salah satunya dengan upaya membuat acara pameran pariwisata di kota-kota besar seperti di Jakarta, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berharap dapat mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan.

“Kita harapkan tahun depan dapat meningkat mulai 5 sampai 10 persen. Apalagi saat ini kami sedang membangun. Infrastruktur dan proses revitalisasi obyek wisata membuat kami siap menyambut wisatawan di sana. Kami juga akan menarik kunjungan wisatawan dengan acara tahunan Festival Sriwijaya yaitu festival yang diadakan dengan menggunakan rute dan jalur kerajaan Sriwijaya dahulu untuk mengenang sejarah. Satu lagi yang layak ditnggu yaitu penyelenggaraan Asian Games tahun depan, kami akan menjadi tuan rumah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com