Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita Rasa Menggugah dari Sate Matang

Kompas.com - 08/01/2015, 13:02 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Kuliner satu ini terkenal dengan rasanya yang gurih dan aroma daging asapnya yang menggugah selera. Tambahan lagi, bumbu kacang kental yang rasanya pedas manis. Semakin nikmat, jika disantap bersama nasi putih hangat.

Sate Matang, inilah kuliner sate khas Kabupaten Bireuen, Aceh. Uniknya, sate juga dimakan bersama soto daging yang ditaburi kentang goreng dan bawang goreng. Semuanya kian menambah goyangan lidah dalam menikmati sensasi suap demi suap Sate Matang.

Ditabalkan dengan nama Sate Matang, karena mulanya sate ini hanya dijual di kawasan Kota Matang Glumpang Dua, sebuah kecamatan di lintasan jalan negara Banda Aceh-Medan yang masuk wilayah Kabupaten Bireuen. Sejak puluhan tahun bertahan, kini kuliner Sate Matang telah diakui kenikmatannya oleh pendatang, tidak hanya warga lokal.

Kompas. com/Desi Safnita Saifan Seorang pedagang sate matang Kota Bireuen sedang melayani pembelinya. DESI
Siapa pun yang menyempatkan diri datang atau singgah ke Kabupaten Bireuen, tentu tak mengabaikan kuliner ini. Apalagi menikmatinya tepat pada jam makan. Per tusuk sate ini biasanya dihargai Rp 3.000. Namun, umumnya satu porsi nasi ditambah sepiring sate dan soto dihargai Rp 25.000. Harga bisa berbeda, tergantung jumlah sate yang dipesan.

Karena kelezatannya itu, Sate Matang kini gampang dijumpai di seluruh daerah di Aceh. Tak hanya Kabupaten Bireuen sebagai pusatnya, namun di beberapa kabupaten atau kota di Aceh seperti Banda Aceh, pedagang sate matang ini mulai menjamur. Penuturan Alwi, seorang pedagang Sate Matang di Kota Bireuen, bisnis ini kian menjanjikan setelah konflik Aceh berakhir apalagi dalam beberapa tahun belakangan.

”Pembeli pun bervariasi apalagi malam hari banyak yang datang khusus untuk menikmati sate dari berbagai daerah,” ungkap Alwi, Rabu (7/1/2015),

Alwi mengaku memilih lokasi dekat dengan lalu lintas jalan negara agar gampang disinggahi pembeli. Senada dengan Alwi, Fuadi yang juga berdagang Sate Matang, mengaku rezeki yang diperoleh dari berdagang Sate Matang memuaskan. Kendati modal yang ia keluarkan tak sedikit untuk membeli puluhan kilogram daging kambing setiap harinya, namun tingginya pelanggan yang datang membuat usahanya itu mendatangkan rezeki berlipat.

Sementara itu Cut Nila, seorang pembeli mengaku ia dan keluarganya kerap berburu Sate Matang setiap pulang ke kediaman orang tua di Bireuen. ”Memang udah banyak pedagang Sate Matang di kabupaten lain tapi cita rasa Sate Matang di Kota Matang, Bireuen ini berbeda,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com