Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov NTB Benahi Destinasi Wisata

Kompas.com - 20/01/2015, 10:53 WIB
MATARAM, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini fokus membenahi destinasi wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Muhammad Nasir di Mataram, Senin (19/1/2015), mengatakan pada 2015 Disbudpar selain melakukan promosi langsung di dalam dan luar negeri, juga akan membenahi obyek wisata yang ada di Pulau Lombok dan Sumbawa.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB mencatat angka kunjungan wisatawan hingga akhir 2014 mencapai 1.629.122 orang, dengan rincian 752.306 wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara 876.816 orang.

Berdasarkan angka kunjungan itu, menurut Nasir, Pemprov NTB pada 2015 terus melakukan pembenahan dan pengembangan di berbagai bidang, terutama destinasi wisata yang menjadi daya tarik wisatawan.

"Pembenahan difokuskan pada destinasi wisata yang tidak dikelola oleh investor. Beberapa obyek wisata masih perlu dilakukan penataan dan penyediaan sarana dan fasilitas pendukung yang lebih representatif," katanya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Wisatawan asing berada di Pulau Satonda yang menghadap Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/6/2011). Pulau gunung api seluas 2.600 hektare ini dijadikan taman wisata laut yang memiliki danau air asin di tengah pulau. Diperkirakan danau terbentuk akibat letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami hingga menerjang kaldera Gunung Satonda pada tahun 1815.
Nasir menambahkan ada tiga hal yang menjadi fokus dalam penyediaan sarana dan fasilitas destinasi yakni "rest area" (shelter), kamar mandi atau tempat bilas, serta tempat sampah.

Lebih lanjut dia mengatakan ada beberapa destinasi wisata yang akan dibangun NTB di antaranya "open stage" (panggung terbuka) di Jalan Udayana Kota Mataram. Kemudian, penataan Jalan Lingkar Gili Air di Kabupaten Lombok Utara.

Selain itu, ada juga pembangunan fasilitas wisata di Aik Nyet Sesaot di Kabupaten Lombok Barat, Pembuatan "geo trail" Timbanuh untuk menuju Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Timur dan pembangunan jalur pendakian menuju Gunung Tambora di Kabupaten Dompu.

Menurut Nasir, pembenahan destinasi wisata bukan hanya untuk mendatangkan wisatawan dan membuatnya betah untuk berwisata ke NTB, tetapi banyak dampak positif yang secara tidak langsung bermanfaat bagi masyarakat sekitar lokasi wisata.

"Destinasi wisata terus kita benahi. Selain untuk mendatangkan wisatawan, sektor ini bisa berperan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, atau memberi peluang usaha di bidang pariwisata yang dikelola masyarakat sekitar," katanya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Ketua tim Ekspedisi Cincin Api Kompas, Ahmad Arif berada di lereng Gunung Barujari yang terletak di kaldera Gunung Rinjani (3.726 mdpl), Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (30/9/2011). Gunung Barujari (2.376 mdpl) merupakan gunung baru yang muncul di kaldera karena adanya aktivitas vulkanik dan disebut sebagai zona inti Gunung Rinjani. Gunung baru terakhir meletus 2009 dan menciptakan kawah baru di sisi timur.
Upaya lainnya yang dilakukan Disbudpar NTB adalah menggandeng kelompok sadar wisata dalam membangun destinasi wisata. "Kita juga mengajak kelompok-kelompok sadar wisata untuk membantu dalam pengembangan dan upaya menarik wisatawan datang berkunjung," ucapnya.

Sehubungan hal itu, Nasir berharap dari kelompok-kelompok yang sudah terbentuk nantinya akan tetap memelihara dan menjaga destinasi wisata tersebut.

"Dengan demikian, wisatawan akan merasa nyaman ketika berwisata. Jadi, keramahtamahan masyarakat lokal juga harus ditingkatkan serta kondusivitas keamanan destinasi harus tetap terjaga dengan baik," kata Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com